KERENDAHAN HATI MEMBAWA PERSAHABATAN : MENARUH BELAS KASIHAN

KERENDAHAN HATI MEMBAWA PERSAHABATAN : MENARUH BELAS KASIHAN

Simon Kimbangu lahir di Nkamba, Kongo pada zaman kolonial Belanda. Sejak muda ia dipanggil untuk memberitakan Injil, membantu orang miskin, dan menyembuhkan orang sakit melalui doa dan iman yang tulus. Pelayanannya tanpa pamrih menarik banyak pengikut, meski ia harus menjalani keterasingan selama tiga puluh tahun  di dalam penjara. Hidupnya menentang ketidakadilan, membangun persahabatan sejati, dan meninggalkan warisan iman. Dari kerendahan hati lahir belas kasihan, dan dari belas kasihan lahir kekuatan yang meneguhkan banyak jiwa.

Dalam Mazmur 112:5 mengajarkan bahwa “Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya.“.  Ayat ini mengatakan bahwa mujur bukanlah hasil keberuntungan melainkan buah dari belas kasihan yang diwujudkan dalam tindakan nyata. Orang yang berani membantu dan memberi pinjaman sejatinya menabur rasa percaya, sementara hidup yang diatur dengan sewajarnya mencerminkan kerendahan hati yang dewasa. Belas kasihan yang tulus membuka jalan bagi persahabatan karena hati yang tulus memberi keberanian orang untuk dapat memberi tanpa syarat. Kehormatan tidak lahir dari harta ataupun status sosial, tetapi dari hidup yang adil, sederhana, dan penuh belas kasihan.

Seperti Simon Kimbangu yang menolong tanpa pamrih,  kita seharusnya  tertantang untuk menaruh belas kasihan dan menopang tersingkirkan. Hidup dengan menaruh belas kasih, menumbuhkan persahabatan yang meninggalkan jejak kenangan sejati. (sTy)

Renungan Lainnya