HIDUP DALAM PERTOBATAN

HIDUP DALAM PERTOBATAN

Memasuki Adven ketiga, mari bersama renungkan Mazmur 51:8-10 yang berbunyi:  “Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali! Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!”

Nelson Mandela, seorang tokoh dunia yang dikenal karena perjuangannya melawan apartheid , pernah berkata, “Aku tidak bisa memperbaiki masa lalu, tetapi aku bisa menggunakan hidupku untuk menginspirasi masa depan.” Setelah bertahun-tahun dipenjara, Mandela tidak menyimpan dendam terhadap mereka yang menganiayanya. Sebaliknya, ia memilih jalan rekonsiliasi dan membangun kembali hubungan di negaranya. Ini merupakan contoh hati yang dipulihkan—sebuah hati yang tidak hanya berdamai dengan masa lalu, tetapi juga membangun sesuatu yang baru dan lebih baik.

Daud dalam Mazmur 51 menunjukkan bahwa pemulihan dimulai dari pengakuan dosa dan pertobatan sejati. Daud menyadari kesalahannya yang besar dan memohon agar Tuhan menciptakan hati yang baru di dalam dirinya. Hati yang dipulihkan memungkinkan kita untuk hidup dalam kebebasan rohani, penuh kasih, dan sukacita.

Hati yang dipulihkan merupakan hati yang menyadari kelemahannya. Lalu

Mengakui dosa merupakan langkah awal untuk pemulihan. Kemudian memohon pembaruan roh. Tuhan tidak hanya menghapus dosa kita, tetapi juga memperbarui roh kita dengan keteguhan iman.

Bersukacita dalam keselamatan. Sukacita merupakan bukti nyata dari hati yang dipulihkan.

Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk terus memperbarui hati kita. Dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, kita dapat merasakan kuasa-Nya yang memulihkan. (sTy)

Renungan Lainnya