Conquer Problems with God’s Power

Conquer Problems with God’s Power

TANTANGAN. Di dalam perjalanan pelayanan murid-murid Kristus yang ditulis dalam Alkitab, tidak ada seorang pun yang berjalan dengan mulus, tanpa tantangan. Penderitaan selalu menghadang dan harus dilewati demi tercapainya misi Allah melalui diri mereka. Rasul Paulus banyak menuliskan berbagai penderitaan yang dialaminya. Mungkin tidak ada manusia yang menginginkan penderitaan, termasuk Paulus sebagaimana yang ditulisnya dalam 2 Korintus 12:8.

Dalam mengerjakan tugas pelayanan kita sering menimbang-nimbang berat tidaknya bagian-bagian tugas yang harus kita kerjakan. Mungkin tidak ada yang dengan sengaja memilih untuk mengerjakan yang sukar. Seorang siswa yang akan masuk ke Perguruan Tinggi, cenderung memilih jurusan yang sesuai dengan bidang minat dan kemampuan. Di satu sisi hal itu ada benarnya. Namun di sisi lain, sesungguhnya itu merupakan potret manusia yang tidak mau mengalami kesusahan. Manusia pada umumnya tidak mau meninggalkan zona nyaman dengan memilih hal-hal yang diperkirakannya tidak akan kesulitan mengerjakannya. Kalau pun ada, ia tergolong manusia luar biasa. MANUSIA LANGKA. Rasul Paulus  termasuk salah seorang sosok manusia langka tersebut.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Zakharia dengan topik: “Conquer Problems with God’s Power (Taklukan Masalah dengan Kekuatan Allah)”. Bacaan Sabda diambil dari Zakharia 4:1-14. Sahabat, kita tahu merintis pelayanan bukan tugas yang mudah. Ada banyak kendala yang bisa melunturkan semangat. Halangan, mulai dari kerikil sampai batu besar, bisa datang bergantian menghadang. Namun, di tengah situasi itu, kita harus tetap yakin bahwa Allah akan selalu memimpin.

Zerubabel mendapat tugas untuk membangun Bait Allah dan umat-Nya (Ayat 9). Mereka, yang kembali ke tanah perjanjian, bersusah payah untuk membangun kembali tanah leluhurnya dari reruntuhan.

Namun, setelah sekian lama, mereka lupa tugas  utamanya sebagai umat, yaitu beribadah. Akan tetapi, permasalahannya adalah Bait Allah telah lama runtuh. Lalu, di mana mereka harus beribadah?

Tuhan hendak memakai Zerubabel untuk menyadarkan umat Yehuda agar mulai membangun Bait Allah. Namun, orang-orang yang dihadapi Zerubabel bagaikan gunung batu besar. Oleh karena itu, tugas Zakharia adalah menyampaikan janji Allah kepada Zerubabel bahwa ia akan menyelesaikan tugas tersebut bukan karena kuat dan perkasanya, melainkan karena Allah (Ayat 6). 

Dalam hal ini, Roh Allah akan meneguhkan setiap perkataan Zakharia kepada Zerubabel. Zerubabel dan Yosua adalah dua dahan pohon zaitun itu (Ayat 11). Merekalah perintis pekerjaan Allah untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.

Allah memilih orang untuk membangun umat-Nya. Akan tetapi, bukan berarti rintangan segera sirna begitu saja. Gesekan, salah paham, dan berbagai masalah datang bak batu besar yang menghalangi pekerjaan Allah. Namun, kita tidak boleh mundur karena Allah, melalui Roh-Nya, akan selalu menguatkan. Inilah yang menjadi pegangan kita saat bekerja melayani Dia.

Sahabat, zaman sekarang, teknologi sudah semakin maju. Kita patut bersyukur karena semua kemajuan itu bisa digunakan untuk mengatasi rintangan dalam pelayanan. Namun, kita harus tetap mawas diri. Semua kemudahan itu tidak boleh mengganti peran Roh Allah. Kita tetap harus mengandalkan Tuhan di atas segalanya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 2 dan 6?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Karya Allah tidak dikerjakan dengan keperkasaan atau kekuatan kita, melainkan dengan Roh Kudus. Selamat HUT Ke-52 Yayasan Christopherus. Pf.: 3 Mei 2024.  Dukunglah pelayanan Yayasan Christopherus dengan DOA, DANA, dan KARYA. (pg).

Renungan Lainnya