BERIMAN dan BERUSAHA

BERIMAN dan BERUSAHA

Saya dan istri kalau tidak ada halangan, setiap Senin – Jumat, mengirimkan renungan singkat kepada beberapa orang sahabat yang sedang sakit atau sedang menjani masa pemulihan.  Kepada mereka, sering kami mengingatkan, ketika kita sedang sakit atau menjalani pemulihan hendaklah kita memperhatikan dan melakukan hal-hal berikut: BERIMAN, Berdoa, BERUSAHA, , Bersabar, dan bersyukur (kami singkat menjadi 5B).

Sahabat, ada orang percaya yang ketika dia sedang sakit hanya beriman saja, dia tidak mau berusaha. Menurut dia, kalau berusaha itu berarti kita tidak beriman. Dia tidak mau mengunjungi dokter, tidak mau berobat ke rumah sakit, bahkan dia tidak mau minum obat. Dia hanya berdoa saja. Bagi kami, beriman dan berusaha itu bukan dua hal yang harus  dipertentangkan. Justru dua-duanya perlu dilakukan.

Untuk lebih memahami topik tentang: “BERIMAN dan BERUSAHA”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Bilangan 10:11-36 dengan penekanan pada ayat 29-33. Sahabat,  bangsa Israel berjalan mengikuti susunan yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Musa mengajak serta iparnya, Hobab, yang saat itu hendak kembali ke negerinya. Alasannya: Hobab tahu banyak dan menguasai betul  medan perjalanan yang akan mereka lalui, “Janganlah kiranya tinggalkan kami, sebab engkaulah yang tahu, bagaimana kami berkemah di padang gurun, maka engkau dapat menjadi penunjuk jalan bagi kami (ayat 31)

Apakah itu berarti Musa tidak lagi percaya akan tuntunan Allah dalam bentuk Tiang Awan? Sama sekali tidak. Musa tetap percaya dan taat akan pimpinan Tuhan. Musa mengajak Hobab yang sangat menguasai medan  perjalanan untuk menerjemahkan tuntunan dari Tiang Awan. Hobab diminta untuk memberikan arah, petunjuk detail mengenai medan yang akan mereka lalui. Termasuk hal-hal apa yang perlu mereka perhatikan, waspadai dan hindari.

Sahabat, Musa seorang pemimpin yang beriman dan berusaha. Musa mengetahui dan menyadari bahwa ada bagian yang Allah lakukan, tetapi ada bagian yang harus dia dan bangsa Israel lakukan.

Tabut perjanjian Allah berjalan mendahului barisan umat Allah. Dalam setiap titik perhentian dan perjalanan, Musa selalu mengucapkan pengakuan atas pimpinan dan penyertaan Tuhan atas mereka. Pengakuan ini mengingatkan bahwa perjalanan yang sedang mereka tempuh bukan persoalan mengenai bangsa Israel yang sedang meraih mimpi dan keinginannya, melainkan tentang Tuhan yang memimpin langkah mereka.

Sahabat, fakta ini kian menegaskan bahwa Allah selalu hadir dan sungguh-sungguh menyertai dalam perjalanan hidup umat-Nya. Tidak ada titik di mana penyertaan Allah terlewatkan dari pergumulan dan sukacita kehidupan kita! Kita juga diingatkan bahwa selalu ada bagian yang Allah lakukan, tapi juga ada bagian yang harus kita lakukan. Sesungguhnya beriman dan berusaha merupakan dua hal yang berjalan beriring.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tolong tuliskan secara singkat pemahamanmu tentang beriman dan berusaha berdasarkan pengalamanmu bersama dengan Tuhan dalam keseharianmu. Selamat sejenak merenung. Tuhan menyertai dan memberkati. (pg) 

Renungan Lainnya