Sahabat, hari ini saya akan bercerita tentang mukjizat tapi bukan tentang mukjizat-mukjizat yang besar. Melainkan tentang hal-hal kecil yang orang tidak pernah menyangka bahwa Yesus Tuhan kita yang hidup dan berkuasa akan mau peduli dengan “hal yang kita anggap sepele”. Cerita tersebut dapat Sahabat baca di Injil Yohanes 2:1-11.
Di bagian inilah kita sering tidak menduga, bahwa Allah kita sangat peduli dengan “kebutuhan-kebutuhan kita yang kita anggap sepele”. Tanpa kita sadari, di pikiran kita sudah terbentuk bahwa yang namanya mukjizat itu kalau orang buta menjadi melihat; orang lumpuh menjadi berjalan; dan orang sakit kusta menjadi tahir. Kalau Tuhan Yesus menolong kebutuhan air anggur dalam sebuah pesta pernikahan itu bukan sebuah mukjizat?
Sahabat, untuk lebih memahami topik tentang “Allah mau peduli terhadap hal-hal kecil”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari 2 Raja-Raja 6:1-7. Di masa nabi Elisa, walau masyarakat Israel secara moral carut-marut, para nabi dibawah bimbingannya masih memerlihatkan kepedulian sosial dan kesehatian, gotong royong. Hal tersebut terlihat ketika tempat buat mereka berkumpul dan belajar sudah penuh sesak (ayat 1). Kemiskinan membuat mereka sehati saling bahu-membahu membangun tempat belajar yang lebih besar untuk kepentingan bersama (ayat 2). Di samping itu, Elisa sebagai pemimpin rohani turut membantu mereka (3-4a).
Hal yang patut dipuji dari mereka adalah integritas dan dedikasi diri. Mereka belajar hal-hal rohani, tetapi mereka tidak mau menjadi beban bagi masyarakat Israel. Mereka bekerja keras dalam segala hal untuk mencukupi kebutuhan pribadi. Untuk membangun tempat baru, mereka sama sekali tidak meminta bantuan dana. Dengan akal budi serta kedua tangan dan kaki, mereka saling bergotong royong menebang pohon (ayat 4b).
Dalam proses menebang pohon terjadi musibah, yaitu mata kapak jatuh ke air yang keruh dan dalam, sehingga tidak memungkinkan untuk diambil (ayat 5a). Orang yang meminjam kapak itu bingung melihat kejadian tersebut. Ia tidak tahu dengan cara bagaimana dapat mengembalikan kapak itu, sebab ia sama sekali tidak memiliki uang. Mungkin dengan susah payah ia akan mengumpulkan uang, mungkin dengan meminta bantuan sana sini (ayat 5-b). Di tengah kegalauan itu, penghiburan dan pertolongan Allah datang melalui Elisa. Hanya melemparkan sepotong kayu, mata kapak besi yang berat itu mengambang di permukaan air (ayat 6-7).
Sahabat, berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, tuliskanlah secara singkat pengalamanmu bagaimana Allah menolong memenuhi kebutuhanmu yang kamu anggap sepele. Panjang tulisan maksimal satu halaman kuarto diketik dengan font 12 dan 1,5 spasi. Selamat sejenak merenung dan menulis, Tuhan memberkati. (pg)