Membaca atau mendengar kata hajaran pasti timbul kengerian di benak kita, karena terbayang keadaan seseorang yang sedang merintih kesakitan dalam kondisi babak belur, terluka dan berdarah-darah akibat menerima siksaan berupa pukulan.
Dalam kehidupan orang percaya, menerima hajaran dari Tuhan adalah perkara yang tidak bisa dihindari, terlebih-lebih jika kita berlaku menyimpang dari firman Tuhan, siap-siaplah menerima hajaran Tuhan.
Sahabat, Tuhan menghajar umat-Nya bukan berarti membenci atau tidak mengasihi, justru hajaran-Nya adalah wujud kasih-Nya kepada kita. Hajaran Tuhan adalah bentuk proses pendisiplinan supaya hidup kita semakin sempurna dan lebih baik dari sebelumnya. Ada kebahagiaan di balik hajaran.
Untuk lebih memahami topik tentang: “ADA KEBAHAGIAAN di balik HAJARAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 94:1-23 dengan penekanan pada ayat 12. Sahabat, setiap pukulan dan hajaran tentulah menyakitkan. Namun, Pemazmur justru menyatakan sebaliknya, HAJARAN Tuhan itu adalah sebuah kebahagiaan!
Pemazmur memiliki beragam pengalaman hidup. Pengalaman yang dibentuk melalui berbagai penderitaan sebagai bentuk hajaran Tuhan yang akan membawa kebaikan baginya. Setiap bentuk hajaran yang Tuhan izinkan bukanlah untuk membuatnya hancur, melainkan disertai kerinduan Tuhan agar ia kembali pada kebenaran dan dibawa mendekat kepada-Nya.
Saat mengarungi kehidupan ini, tanpa sadar kesibukan dan rasa nyaman telah menjadi gelombang yang membawa hidup kita jauh dari Tuhan. Pada saat itulah Tuhan mengingatkan, menegur, bahkan menghajar kita, anak-anak-Nya. Seperti Pemazmur, biarlah kita belajar menerima setiap “lemparan” dan “hajaran” Tuhan itu dengan sukacita. Karena kita tahu Dia tidak pernah melukai kita, Dia ingin membawa kita dekat kepada-Nya.
Sahabat, sampai berapa lama Tuhan menghajar kita? Itu sangat tergantung pada respons kita, apakah kita segera sadar dan mau menyerah penuh kepada Tuhan. Kalau kita terus memberontak dan mengeraskan hati maka hajaran Tuhan akan berlangsung lama seperti yang dialami oleh bangsa Israel yang harus diproses dan dihajar Tuhan selama 40 tahun di padang gurun. Karena itu Pemazmur berkata, “Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, …” (Mazmur 94:12-13).
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Bagikanlah pemahamanmu tentang hajaran Tuhan.
- Mengapa Pemazmur mengatakan bahwa berbahagialah kita kalau Allah masih mau menghajar kita? (Ayat 12)
Selamat sejenak merenung. Ingatlah, Orang yang memiliki kepekaan rohani tidak akan pernah memberontak atau pun lari ketika sedang dihajar Tuhan. (pg)