Kamu harus NAIK TANGGA
Selamat jumpa para Pendukung Kristus, apa kabar? Salam sehat dan sukses. Saudara, untuk mencapai keberhasilan, kadang jalan yang mesti kita tempuh tidak pendek, penuh tingkungan dan tanjakan. Mario Teguh (Motivator asal Indonesia) berkata, “Semua keberhasilan terbaik Anda, datang setelah kekecewaan besar yang Anda hadapi dengan sabar.” Jauh sebelumnya, Rasul Paulus sudah mengingatkan kita, “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!”(Roma 12:12)
Saudara, salah satu penyakit yang menjamur di zaman now yaitu ingin serba cepat, penyakit instan namanya. Padahal jauh-jauh hari Zig Ziglar (Penulis dan motivator asal Amerika) sudah mengingatkan, “Tidak ada lift untuk sukses, kamu harus NAIK TANGGA.” Sesungguhnya tidak ada keberhasilan tanpa kesabaran, karena keberhasilan itu tidak didapat secara kebetulan, melainkan melalui proses tahap demi tahap serta direncanakan dengan penuh kesabaran.
Lalu, apakah masih mungkin di zaman now ini kita menjadi orang yang sabar? Mungkin, mengapa tidak? Harus kita akui bahwa kesabaran merupakan salah satu karakter yang dapat menunjang keberhasilan hidup seseorang. Bagi orang percaya, memiliki kesabaran itu hukumnya wajib, karena kesabaran adalah bagian dari buah-buah Roh. Kesabaran itu sebuah kekuatan, bahkan kekuatannya melebihi seorang pahlawan dan orang yang merebut kota (Amsal 16:32).
Kesabaran membuat seseorang mampu memandang jauh ke depan. Kita harus sabar, karena kesabaran menolong kita dari hal-hal yang merugikan diri sendiri. Kesabaran menolong kita untuk tidak terlibat suatu masalah dengan orang lain seperti tertulis:, “Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.” (Amsal 15:18). Kesabaran menolong kita tetap kuat dalam menghadapi segala masalah dan tantangan yang ada.
Dalam pelayanan pemberitaan Injil, Paulus harus banyak mengalami tantangan dan penderitaan, tapi dia tetap sabar menjalaninya. “Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga.” (2 Korintus 1:6). Begitu pula untuk memperoleh jawaban doa dibutuhkan kesabaran untuk menunggu, karena waktu Tuhan bukanlah waktu kita.
Menanti sesuatu yang kita harapkan terkadang sangat membosankan dan membutuhkan kesabaran ekstra, oleh sebab itu kita perlu melatih diri bagaimana menjadi orang yang sabar di segala situasi. Raja Saul, karena mengalami ketakutan saat melihat tentara Filistin, tak sabar menantikan pertolongan dari Tuhan, lalu lari mencari pertolongan kepada arwah (1 Samuel 28:4-7). Bukankah tidak sedikit orang percaya yang berlaku demikian? Tidak sabar menunggu waktu Tuhan bertindak, kita pun lari mencari pertolongan lain. Padahal Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahasanggup melakukan segala sesuatu diluar apa yang kita pikirkan.
Ingatlah! Keberhasilan tidak didapat dengan instan, butuh proses yang panjang, ketekunan, dan kesabaran. Yakinlah, waktu Tuhan adalah yang terbaik, karena itu bersabarlah menantikan Dia bekerja. Tuhan memberkati Saudara dan keluarga. Better days are coming. (pg).