+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Tiada yang dapat MENANDINGI TUHAN

Tiada yang dapat MENANDINGI TUHAN

Sahabat, tidak semua orang yang percaya kepada Tuhan mengenal pribadi-Nya dengan benar dan intim. Adakalanya, pengenalan kita terhadap Tuhan karena kepentingan dan ego pribadi. Ada juga orang yang memahami Tuhan berdasarkan khayalan pikiran yang sempit. Ternyata, itu bukanlah Tuhan yang dinyatakan Alkitab. Apakah kita mengenal Tuhan dengan benar?.

Pengenalan bahwa Tuhan itu sangat besar dan TAK TERTANDINGI akan menyebabkan ungkapan pujian yang semakin besar kepada Allah. Semakin biasa dan datar sebuah ungkapan pujian seseorang menunjukkan kadar pengenalannya akan Allah juga biasa-biasa saja.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Amsal dengan topik: “Tiada yang dapat MENANDINGI TUHAN”. Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Amsal 21:16-31 dengan penekanan pada ayat 30. Sahabat, Kitab Amsal kental sekali dengan pengajaran tentang kehidupan orang yang berhikmat dan yang tidak berhikmat, seperti halnya yang terdapat pada bacaan kita pada hari ini.

Sekali lagi, pengamsal memberikan gambaran yang mendetail tentang kehidupan ORANG YANG TIDAK BERHIKMAT sebagai berikut:  Orang yang tidak mau menerima pengajaran(ayat 16); orang yang suka berfoya-foya dan gila harta (ayat 17); orang fasik dan pengkhianat (ayat 18 dan 27); orang yang suka bertengkar dan pemarah (ayat 19); orang yang bebal (ayat 20); orang yang kurang ajar dan sombong (ayat 24); dan orang yang malas (ayat 25).

Sahabat, jika dilihat dari penampilan luar, orang yang tidak berhikmat tampaknya berkuasa dan kuat. Tetapi, sekuat apapun kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki orang yang tidak berhikmat, sesungguhnya kemenangan ada di tangan Tuhan (ayat 31).

Sedangkan ORANG YANG BERHIKMAT dipaparkan oleh Pengamsal sebagai berikut: Orang yang mengejar kebenaran dan kasih (ayat 21); orang yang memelihara mulut dan lidahnya (ayat 23); orang yang suka memberi (ayat 26); orang yang bersedia mendengarkan keluhan dan penderitaan orang lain (ayat 28); dan orang yang jujur (ayat 29).

Sahabat, sedalam apapun hikmat yang dimiliki oleh seseorang, Pengamsal mengingatkan bahwa tidak ada HIKMAT dan PENGERTIAN yang DAPAT MENANDINGI KEMAHATAHUAN TUHAN (ayat 30).

Pengajaran amsal pada bagian ini sangat indah, karena mengingatkan kita sekali lagi SIAPAKAH KITA di hadapan Tuhan. Apapun yang kita perbuat, Tuhan tahu. Sebesar apapun kekuatan kita, tetap tidak dapat menandingi kemahakuasaan Tuhan. Sedalam apapun hikmat yang kita miliki, TIDAK DAPAT MENANDINGI HIKMAT TUHAN.

Semua itu disebabkan oleh status serta kedudukan Tuhan sebagai Pencipta semesta alam, sedangkan kita hanyalah ciptaan-Nya yang fana. Kiranya pemahaman ini mendorong kita untuk lebih mengagumi, mengasihi-Nya, serta hidup seturut kehendak-Nya.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 17?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 28?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tetaplah bertekun di dalam Tuhan karena kemenangan orang percaya ada di dalam Dia sepenuhnya.  (pg).

Leave a Reply