+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

MEZBAH bagi TUHAN di tengah-tengah tanah MESIR

MEZBAH bagi TUHAN di tengah-tengah tanah MESIR

Sahabat, Mesir merupakan salah satu bangsa yang memiliki budaya politeisme yaitu kepercayaan atau pemujaan kepada lebih dari satu Tuhan atau  memiliki agama dengan banyak dewa. Mereka punya banyak sekali dewa, dengan satu dewa utama, yang biasanya ditetapkan oleh raja Mesir (Firaun).

Jika ada pergantian Firaun, maka bisa jadi dewa utama tersebut berganti pula, sesuai dengan kepercayaan yang dianut Firaun baru. Maka tidak mengherankan apabila bangsa Mesir terbiasa dengan dewa-dewa yang banyak, dengan banyak patung-patung dan tugu-tugu pemujaan bagi para dewa mereka.

Maka sepertinya HAMPIR MUSTAHIL  bagi bangsa Mesir untuk bisa percaya kepada TUHAN, Allah Israel. Mereka sudah punya banyak dewa, untuk apalagi mereka harus percaya kepada TUHAN? Tapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil, ada mezbah bagi Tuhan di tengah-tengah tanah Mesir.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yesaya dengan topik: “MEZBAH bagi TUHAN di tengah-tengah tanah MESIR”. Bacaan Sabda saya ambil dari Yesaya 19:1 – 20:6 dengan penekanan pada Yesaya 19:19. Sahabat, saat menghadapi ancaman bahaya, bangsa Israel sering kurang tekun bersandar kepada Tuhan dan memilih untuk bersandar kepada musuh-musuh mereka, antara lain kepada bangsa Mesir.

Sikap bangsa Israel tersebut jelas salah karena Mesir bukanlah tempat bersandar yang kokoh. Tuhan akan membuat Mesir mengalami perang saudara (Yesaya 19:2), sehingga mereka menjadi lemah dan akhirnya bisa ditaklukkan oleh Asyur (Yesaya 19:4). Bukan hanya Mesir, tetapi Etiopia juga berhasil ditaklukkan (Yesaya 20:1-6), sehingga untuk sementara, Asyur menjadi amat berkuasa.

Sahabat, pada saat Tuhan menghukum Mesir tersebut, ada catatan menarik dalam bacaan kita pada hari ini, yaitu bahwa ADA LIMA KOTA di Tanah Mesir yang BERBICARA BAHASA KANAAN dan yang bersumpah demi TUHAN semesta alam (Yesaya 19:18). “Berbicara bahasa Kanaan” adalah suatu ungkapan yang menunjukkan bahwa di lima kota itu, penduduknya menyembah Allah bangsa Israel (Yesaya 19:19-22).

Dapat disimpulkan  bahwa ada penduduk Israel yang memberi kesaksian yang baik yang membuat sebagian penduduk Mesir percaya kepada Allah Israel. Yang lebih mengesankan, pengaruh terhadap bangsa Mesir kemudian menjalar kepada bangsa Asyur (Yesaya 19:23-25).

Sahabat, ternyata di tengah situasi yang secara umum merosot secara rohani, ada orang-orang beriman yang kesaksiannya mempengaruhi bangsa-bangsa lain. Situasi yang dihadapi orang percaya saat ini berbeda dengan situasi yang dihadapi bangsa Israel, namun mungkin sama-sama menghadapi kemerosotan secara rohani.  Apakah dalam situasi saat ini, kita masih sanggup menunjukkan kesaksian hidup yang baik yang dilandasi oleh iman kepada Yesus Kristus?

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Apa yang Sahabat pahami dari Yesaya 19:18-19?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari Yesaya 19:23-25?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jika TUHAN  bisa membuat bangsa Mesir yang selama ini percaya kepada dewa-dewa untuk berbalik kepada-Nya, bagaimana dengan iman kita bagi bangsa kita? (pg).

Leave a Reply