Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami sebuah penderitaan dalam hidupnya. Setiap manusia pasti pernah melewati masa-masa suram bahkan kadang gelap gulita. Masa dimana seakan sudah tidak ada harapan lagi, seakan terang menjadi sebuah mimpi yang terlalu tinggi untuk digapai. Merasa bahwa semua jalan telah berujung pada sebuah KEBUNTUAN.
Pengalaman hidup kita juga bercerita bahwa di tengah kegelapan dan kebuntuan, setiap orang akan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Ada yang terbentuk berkemanangan, tetapi ada juga yang malah kalah dan hancur. Pengenalan akan Tuhan pun bisa bertumbuh bisa juga menjadi merosot. Kita sebagai orang percaya, seharusnya memiliki keyakinan sebagaimana yang dimiliki oleh Don Moen: Tuhan akan membuka jalan saat tiada jalan. Dengan cara yang ajaib dibukanya jalan bagi kita.
Untuk lebih memahami topik tentang: “Menemukan JALAN di tengah KEBUNTUAN”, Bacaan Sabda pada hari ini saya ambil dari Mazmur 143:1-12. Sahabat, Mazmur 143 adalah doa yang dinaikkan dalam situasi genting. Bagi Daud, doa bukanlah sekadar tindakan untuk menenangkan diri, melainkan sebuah percakapan dengan Allah.
Daud menaikkan doa ini dalam pemahaman bahwa hanya kepada Allah dia dapat berseru, karena Allah pasti mendengarkannya. Karena itu, Daud menyandarkan doanya pada kesetiaan Allah dan kesadaran bahwa tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Tuhan (ayat 1-2).
Selain itu Daud menyadari bahwa kehidupan sebagai orang percaya tidak selalu ada di jalan mudah (ayat 3-4). Namun, ia memahami bahwa kepuasan dan keselamatan yang utama ada di dalam Tuhan saja, karena Allah adalah setia (ayat 5-8). Daud memberikan ungkapan kesiapan untuk menaati tuntunan Tuhan, dan kekuatan inilah yang memberikan semangat baru kepadanya (ayat 9-12).
Sahabat, saat ini mungkin ada diantara kita yang sedang berjalan dalam lembah kekelaman. Mengalami tekanan dan penderitaan yang luarbiasa. Yang mungkin bahkan berpengaruh pada kesehatan mental kita. Namun, melalui kisah Daud ini kita melihat sebuah pengharapan serta pertolongan yang pasti.
Pertolongan tersebut hanya ada di dalam Tuhan. Kita belajar bagaimana Daud merekonstruksi hati dan pikirannya yang penuh tekanan itu menjadi memori-memori masa lalu yang indah akan karya Tuhan dalam hidupnya. Yang membuatnya kembali segar dan siap untuk menerima mukjizat-Nya. Daud menemukan jalan di tengah kebuntuan.
Mari, kita juga memiliki sikap seperti Daud ini. Meskipun berat dalam prosesnya, tetapi tidak menjadi masalah. Semua hal membutuhkan proses dan waktu yang harus dijalani. Kiranya pengalaman kejatuhan dan penderitaan itu menjadi momen kita untuk berpaling dan menyelidiki rancangan-Nya bagi hidup kita. Kegelapan bisa menjadi kesempatan agar mata rohani kita memandang terang yang sejati yaitu Allah dalam sifat-sifat mulia-Nya. Mari melatih doa, kenangan dan harapan kita agar menjadi sarana untuk semakin mengenal Tuhan.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Hikmat apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 10?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sudahkah kita mengerjakan apa yang menjadi kehendak Tuhan? (pg).