MENGASIHI MESKI TERSAKITI
Pada tahun 1994, dunia dikejutkan oleh genosida di Rwanda yang dipicu oleh konflik antara kelompok etnis Hutu dan Tutsi. Dalam waktu seratus hari, lebih dari delapan ratus ribu orang (sebagian besar dari etnis Tutsi) dibantai dengan kejam. Salah satu korban yang selamat bernama Immaculée Ilibagiza. Ia bersembunyi di kamar mandi kecil selama sembilan puluh satu hari dan dalam persembunyian didengarnya bagaimana keluarganya dibantai oleh orang-orang yang dulu merupakan tetangga sendiri. Namun setelah perang usai, ia memilih untuk mengampuni para pembunuh itu dan berkata, “Aku memilih mengampuni, bukan karena mereka pantas mendapatkannya, tetapi karena aku ingin bebas dari kebencian.”
Yesus mengajarkan kasih tanpa syarat. Yesus berkata, “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” (Lukas 6:27-28). Ia tidak berkata, “Kasihilah mereka jika mereka layak dikasihi,” tetapi “Kasihilah musuhmu”. Mengasihi mereka yang menyakiti kita bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan. Saat kita memilih mengasihi meski tersakiti, sejatinya kita sedang berjalan di jalan yang telah Yesus tempuh yaitu jalan salib, jalan kasih tanpa batas. Saat dipaku, dihina, dan diolok-olok, Yesus tetap berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34).
Demikian pula kita, ketika kita mengampuni dan mengasihi mereka yang menyakiti, kita tidak hanya melepaskan diri dari belenggu kebencian, tetapi juga mencerminkan kasih Kristus di dunia ini. Kasih sejati tidak diukur dari bagaimana kita memperlakukan mereka yang baik kepada kita, tetapi bagaimana kita tetap mengasihi mereka yang menyakiti kita. Kasih seperti ini bukan hanya membawa kedamaian bagi hati kita, tetapi juga menjadi kesaksian nyata tentang Kristus dalam hidup kita. Ingatlah bahwa mengampuni bukan berarti melupakan, tetapi melepaskan diri dari belenggu kebencian. (sTy)