DIPULIHKAN DARI LUKA HATI
![](https://www.christopherus.or.id/wp-content/uploads/2025/02/gambar-6.png)
Louisa May Alcott penulis terkenal asal Amerika Serikat yang menulis novel berjudul Little Women, lahir dalam keluarga miskin 1832. Ayahnya, Amos Bronson Alcott, seorang filsuf dan guru tetapi gagal memberikan penghasilan yang cukup untuk keluarga. Ibu Lousia yang bernama Abigail, berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Louisa sendiri harus bekerja keras sejak usia muda. Louisa banyak menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidupnya. Bahkan ia mengalami perlakuan menyakitkan dari orang-orang terdekatnya. Ia diremehkan oleh keluarganya sendiri yang sempat meragukan bakatnya dengan mengatakan, “Tidak ada yang peduli dengan cerita yang kamu tulis.” Komentar ini mencerminkan sikap stereotip di mana perempuan dianggap tidak memiliki kemampuan di tempat dunia literatur. Meski hatinya terluka, Louisa memilih untuk menuangkan perasaannya dalam tulisan-tulisannya. Dari setiap goresan penanya, Louisa tidak hanya memulihkan dirinya, tetapi juga menginspirasi banyak orang di dunia hingga saat ini.
Mazmur 143:3 yang berkata,“Sebab musuh telah mengejar jiwaku, menghancurkan hidupku ke tanah; ia membuat aku duduk di tempat yang gelap seperti orang yang sudah lama mati.” menggambarkan bagaimana Daud merasa terhimpit oleh musuh-musuhnya secara fisik maupun emosional. Seperti Daud, rasa dikhianati atau disakiti sering kali membawa kita pada kegelapan jiwa, seperti yang pernah dialami Louisa Alcott. Namun sebagaimana jalan yang diambil Daud dalam menyikapi luka hatinya, kita dapat berseru kepada Tuhan Sang Pemulih yang setia. Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya tetap terpuruk atau dipermalukan oleh luka yang disebabkan orang lain, bahkan sebaliknya Dia mengangkat dan memulihkan hati anak-anak-Nya yang hancur dan memberikan terang baru bagi jiwa yang terluka.
Jika saat ini ada orang yang melukai hati kita, ingatlah bahwa Tuhan itu pembela yang setia. Serahkan luka itu kepada-Nya, dan percayalah bahwa Dia dapat mengubah kepedihan kita menjadi kisah pemulihan yang indah. Hati yang hancur dapat dipulihkan oleh tangan Tuhan yang lembut. Ketika kita memilih untuk menyerahkan rasa sakit kepada-Nya, kita memberi ruang bagi kasih-Nya untuk bekerja dalam hidup kita. Ingatlah kegelapan jiwa bukan akhir dari cerita, karena Tuhan selalu sanggup menyalakan terang-Nya di tengah luka hati. (sTy)