SUARA DI PADANG GURUN
Yohanes Pembaptis merupakan tokoh fenomenal pada jamannya dan menarik sekali untuk merenungkan seruannya. Mari renungkan Markus 1:2-4 yang berkata, “Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya,’ demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: ‘Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”
Mahatma Gandhi pernah mengatakan:, ” You must be the change you wish to see in the world .” (Kamu harus menjadi perubahan yang kamu harapkan untuk dilihat dunia). Ungkapan ini bermakna bahwa perubahan dunia dimulai dari diri sendiri. Demikian juga dengan Yohanes Pembaptis memanggil orang-orang pada saat itu untuk bertobat. Ia menyerukan perubahan yang lahir dari hati yang berserah kepada Allah.
Ketika Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan di padang gurun, ia sebenarnya mengundang umat untuk meninggalkan dosa dan mempersiapkan hati menyambut kedatangan Mesias. Dan padang gurun itu merupakan tempat sunyi dan tandus, melambangkan kondisi hati manusia yang jauh dari Allah. Namun, di tempat seperti itu pula suara panggilan Allah justru terdengar lebih jelas.
Hidup dalam pertobatan berarti bersedia merendahkan diri, mengakui dosa, dan memberi ruang bagi Allah untuk mengubah hidup kita. Pertobatan tidak hanya soal merasa bersalah, tetapi sebuah komitmen untuk berjalan di jalan yang benar. Sama seperti Yohanes yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan Yesus, kita dipanggil untuk menjadi suara di tengah dunia yang sering kali lupa akan kasih Tuhan.
Mari kita jadikan masa Adven ini waktu untuk memeriksa hati kita. Apakah ada jalan yang perlu diluruskan? Adakah dosa yang belum kita akui? Jangan tunda untuk bertobat, karena Allah rindu kita kembali kepada-Nya. (sTy)