+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Mencari Tuhan

Mencari Tuhan

MENCARI TUHAN. Mencari Tuhan merupakan sebuah keputusan penting bagi orang percaya, terlebih saat kita berada dalam situasi-situasi yang sulit. Ketika jalan yang kita tempuh terbentur tembok yang tebal, sedangkan berbagai upaya telah kita lakukan dan kesemuanya berujung kepada kegagalan, tiada jalan lain selain kita harus datang kepada Tuhan dan mencari wajah-Nya. 

Mencari Tuhan berarti menyadari akan keterbatasan dan ketidakberdayaan kita, lalu dengan penuh kerendahan hati mencari-Nya. Mencari Tuhan juga berarti berharap dan mengandalkan Dia saja.

Mengapa kita harus mencari Tuhan? Karena Dia adalah sumber pertolongan sejati. Sementara segala hal yang ada di dunia ini tidak bisa memberikan jawaban dan jaminan yang pasti bagi kita. Karena itu jangan sekali-kali kita menggantungkan harapan pada  kekayaan, jabatan, pengalaman, kepintaran atau jaringan, semuanya adalah sia-sia. 

Gantungkan harapan sepenuhnya kepada Tuhan sebab Dia selalu punya jalan ajaib untuk menolong kita. Dia tidak pernah kehabisan cara melepaskan kita dari berbagai masalah. 

Mari kita akan membaca dan merenungkan Hosea 10:1-15. Sahabat, keadaan yang baik, makmur, sejahtera, penghasilan besar, sehat, kuat, pintar, dan kaya dapat membuat orang melupakan Tuhan.

Bacaan kita pada hari ini diawali dengan kehebatan dan kemuliaan Israel. Mereka digambarkan sebagai pohon anggur yang terus bertumbuh bertambah besar. Buah yang dihasilkannya juga banyak oleh karena tanahnya subur. Namun, hati mereka licik. Semakin diberkati, mereka semakin menjauh dari Allah. Kian menjamurnya mezbah dan tugu berhala adalah indikatornya. Perjanjian mereka hanyalah bualan dan sumpah dusta (Ayat 1 dan  4).

Maka Hosea mengingatkan bangsa Israel bahwa sudah waktunya untuk mencari Tuhan. Sebab, mereka sudah terlalu banyak berbuat dosa di hadapan Allah. Sekalipun sudah diperingatkan, mereka tetap saja melakukan kefasikan, kecurangan, kebohongan, dan mengandalkan kekuatan sendiri. Padahal, peringatan ini bertujuan agar mereka tidak dihancurkan, diremukkan, dan dilenyapkan.

Umat Tuhan digambarkan dengan dua persamaan. Pertama, sebagai anak lembu yang mengirik dan membajak tanah agar menjadi gembur. Kedua, sebagai pemilik tanah yang harus menyisir dan membersihkan tanah agar mudah dituai (Ayat 11).

Hal tersebut mengingatkan kita pada Matius 11:29 yang berkata: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Kuk biasanya dipasang pada hewan lembu. Tujuannya agar petani mudah mengendalikan lembu tersebut saat membajak tanah. Artinya, kuk menggiring seekor hewan agar taat pada si pengendali, yaitu petani.

Tuhan melatih umat-Nya untuk menjadi taat. Namun, mereka justru merawat kefasikan, yaitu sikap tidak peduli pada perintah Tuhan. Dia mendidik umat-Nya agar jujur, adil, dan tulus. Faktanya, mereka malah terbiasa curang. Tuhan melatih umat agar kelak memanen buah kebenaran. Sebaliknya, mereka justru memanen buah kebohongan dan kepalsuan.

Ajakan untuk mencari Tuhan adalah seruan untuk kembali pada maksud dan rencana Tuhan dengan menaati-Nya. Dalam hal ini, jika menabur dengan keadilan dan kasih, kita pun akan menuai kebaikan.

Sahabat, dosa menghancurkan semua kemuliaan. Semua kemuliaan yang dibangun dari dosa juga akan bernasib sama. Keduanya bukanlah pilihan bagi kita. Pilihan kita: MENCARI TUHAN.  Pilihan kita hanyalah berjalan dalam kebenaran Tuhan, MENCARI KERAJAAN dan KEBENARAN-NYA!  Hal lainnya Allah tambahkan menurut kehendak-Nya (Matius 6:33). Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari Matius 6:33?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Marilah kita selalu mencari Tuhan! Salah satu caranya adalah dengan membaca dan melakukan firman-Nya. (pg)

Leave a Reply