HATI YANG TUNDUK KEPADA ALLAH
Tiap manusia memiliki mimpi dan harapan untuk dirinya dan anak-anaknya. Itulah sebabnya mereka berusaha maksimal untuk mencapai mimpi-mimpi itu. Tak jarang mereka mengejar mimpi itu begitu rupa sehingga melupakan etika dan kasih karunia sehingga menjadi ambisius dan minimalis dalam belas kasih. Mari renungkan bersama nilai penundukan diri dalam Natal dengan membaca Yakobus 4:6 yang berkata, “Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya, lebih besar. Karena itu Ia katakan: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”
William Wilberforce, seorang politisi dan reformis Inggris yang memimpin perjuangan menghapus perbudakan. Wilberforce termasuk salah satu tokoh dalam sejarah dunia yang menunjukkan hati yang tunduk kepada Allah. Meskipun ia memiliki posisi yang tinggi dan pengaruh besar, Wilberforce memilih untuk menempatkan kehendak Allah di atas ambisi pribadinya. Ia memahami bahwa perjuangannya bukan hanya tentang kebebasan manusia, tetapi juga tentang menaati panggilan Allah untuk mencintai sesama dan memperjuangkan keadilan.
Kerendahan hati Wilberforce tampak dalam doa-doanya yang penuh pengakuan akan kelemahan dirinya dan keyakinan bahwa hanya oleh kasih karunia Allah ia dapat menjalankan tugas besar itu. Hatinya yang tunduk membuka jalan bagi Allah untuk bekerja melalui hidupnya, menghasilkan perubahan besar yang berdampak hingga hari ini.
Seperti Wilberforce, kita diundang untuk tunduk kepada Allah. Dalam ketundukan, kita tidak menyerahkan harga diri kita, melainkan membebaskan diri dari ego dan keangkuhan. Kasih karunia Allah akan melimpah dalam hati yang rendah hati, memberi kita kekuatan untuk menjalani panggilan hidup kita dengan sukacita dan damai sejahtera. Kerendahan hati merupakan jalan untuk mengalami kasih karunia Allah secara penuh. Ketika kita tunduk kepada-Nya, kita membiarkan Allah mengendalikan hidup kita, dan di sana kita menemukan damai sejati. Sama seperti lilin yang menyala terang saat diletakkan dalam ketenangan, demikian pula hidup kita bersinar ketika kita rela menyerahkan segala sesuatu kepada kehendak-Nya. Mari tundukkan diri dalam rencana Allah sehingga Dia memakai hidup kita untuk memberi dampak bagi sesama. (sTy)