Mengendalikan Keinginan
AKHAN. Wikipedia mencatat bahwa Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, adalah tokoh yang muncul dalam Kitab Yosua dalam Alkitab Perjanjian Lama di Alkitab Kristen sehubungan dengan jatuhnya Yerikho dan penaklukan Ai. Namanya ditulis sebagai Ahar (Achar) dalam 1 Tawarikh 2:7.
Menurut penuturan Yosua, Akhan menjarah jubah yang indah buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya dari Yerikho, hal itu bertentangan dengan perintah Yosua (dari Allah) bahwa segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan TUHAN (Yosua 6:19).
Meskipun dalam catatan tersebut tampaknya hanya Akhan seorang diri yang bersalah karena mengingini dan mengambil jarahan tersebut, Yosua pasal 7 dimulai dengan pernyataan bahwa segenap umat (orang Israel) berubah setia (Yosua 7:1).
Mari kita membaca dan merenungkan Yosua 7:1-26. Sahabat, sesudah peristiwa tembok Yerikho, bangsa Israel tampak semakin percaya diri untuk memasuki tanah perjanjian. Kali ini, mereka akan masuk ke kota Ai yang dihuni orang Amori. Setelah melakukan pengintaian, mereka memutuskan dua atau tiga ribu saja yang akan menggempur. Menurut laporan, penduduk di sana sangat sedikit (Ayat 2-3). Jadi, cukup logis jika tidak seluruh bangsa datang untuk menyerang kota Ai.
Tiga ribu orang Israel berangkat untuk melaksanakan misi itu. Namun, apa yang terjadi? Mereka malah dipukul balik, bahkan melarikan diri (Ayat 4). Dari pihak Israel jatuh tiga puluh enam korban (Ayat 5). Rakyat kota Ai berhasil mempermalukan bangsa Israel. Bahkan, mereka dibuat lari tunggang-langgang.
Kenyataan ini membuat Yosua tawar hati. Dia mengoyak jubahnya sebagai tanda perkabungan yang mendalam (Ayat 6). Dia sujud di hadapan tabut Tuhan untuk menunggu jawaban mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Sahabat, setelah Yosua mengadu kepada Tuhan, didapati bahwa kekalahan tersebut disebabkan oleh Akhan yang melanggar perintah Tuhan dengan mengambil barang yang dikhususkan, yang tidak boleh diambil ketika mengalahkan Yerikho. Keinginannya yang tidak dapat ia kendalikan atas barang-barang yang indah serta perak dan emas, mendatangkan kekalahan bagi bangsa Israel (Ayat 7-12).
Hal tersebut membuat Akhan jatuh dalam dosa besar hingga akhirnya mencelakakan dirinya beserta segenap keluarga. Harta Akhan dan segenap barang-barang khusus yang ia ambil serta anak-anaknya dilempari batu dan dibakar api hingga musnah (Ayat 16-25).
Sahabat, Yakobus mengingatkan kita: Sering kali keinginan-keinginan yang timbul menjadi pencobaan bagi diri kita sendiri. Keinginan-keinginan yang belum diuji, apakah sesuai firman Tuhan dan kehendak-Nya, bila tidak kita KENDALIKAN dengan baik, akan menyeret dan memikat kita sehingga mengakibatkan kita jatuh ke dalam dosa, bahkan mendatangkan maut (Yakobus 1:14-15)
Belajar dari pengalaman Akhan, tidak bisa MENGENDALIKAN KEINGINAN yang tidak sesuai dengan firman Tuhan bisa berdampak besar dan mencelakakan orang lain juga. Memiliki keinginan tidaklah salah, namun kita perlu sangat hati-hati dalam mewujudkan keinginan kita. Perlu minta hikmat dan petunjuk Tuhan terlebih dahulu: “Apakah keinginanku sudah selaras dengan kehendak-Nya?” Kita perlu terus belajar untuk MENGENDALIKAN KEINGINAN KITA. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
- Apa yang Sahabat pahami dari Yakobus 1:14-15?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Menguji dan menyerahkan keinginan pada Tuhan menghindarkan diri dari pencobaan dan kejatuhan. (pg).