+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

God is the Relief Provider

God is the Relief Provider

PUTUS ASA. Sahabat, karena tekanan hidup yang kian berat dan permasalahan yang dialami, maka cukup banyak orang menjadi putus asa dan frustasi.  Mengapa bisa terjadi?

Rasa putus asa muncul ketika seseorang mengalami jalan buntu.  Celah inilah yang digunakan Iblis untuk menanamkan rasa putus asa dalam diri seseorang, sehingga dalam dirinya timbul rasa mengasihani diri sendiri (self pity) dan merasa sudah tidak ada pertolongan lagi.  

Kita  tidak lagi mengarahkan pandangan kepada Tuhan dan mulai meragukan kuasa-Nya.  Dengan kata lain kita putus asa dan menjadi tawar hati, merasa bahwa Tuhan tidak sanggup melakukan perkara besar dalam kehidupan kita.


Sesungguhnya rasa putus asa bukanlah karakter anak-anak Tuhan!  Kita adalah lebih dari pemenang karena Tuhan selalu ada di pihak orang percaya.  Seberat apa pun masalah yang kita hadapi, jangan putus asa, serahkan semuanya kepada Tuhan.  Jangan buang waktu dan tenaga pada hal-hal yang membuat kita putus asa dan lemah.  Mari kita lebih lagi melekat kepada Tuhan.   

Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “God is the Relief Provider (Tuhan adalah Pemberi Kelegaan)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 43:1-5. Sahabat, tahukah  bahwa tingkat stres manusia ternyata ada skalanya? Menurut acuan Skala Stres Holmes dan Rahe, kematian pasangan menempati angka tertinggi, yakni 100, terhadap stres yang dialami oleh seseorang. Sementara, perceraian, kematian keluarga dekat, dan pemecatan (PHK) mendapat nilai masing-masing 73, 63, dan 47. 

Dalam waktu berdekatan, ambang batas maksimal jiwa seseorang dinilai masih mampu menangani stres sampai angka 300. Skala stres 300 disebut dapat berisiko tinggi membuat seseorang sakit, bahkan mengalami goncangan jiwa.

Pemazmur juga pernah mengalami tekanan dalam hidupnya. Kejaran orang-orang yang tidak menyukai hingga kejaran para musuh membuat jiwanya tertekan dan gelisah. Namun, Pemazmur  tidak mengizinkan jiwanya mengalami tekanan dan gelisah terus-menerus. Ia memahami bahwa Allah ada di pihaknya, yang akan menolong dan melepaskan dirinya dari setiap kesesakan yang mengimpit jiwanya. 

Suatu kunci ketenangan jiwa yang juga dapat kita alami, karena Allah, Sang Pemberi Damai Sejahtera itu ada dalam hidup kita. Meski kita juga perlu belajar mengelola stres dan sedapat mungkin menghindari penyebab stres.

Sahabat, namun, kita menyadari bahwa tak mungkin kehidupan ini sepenuhnya berlangsung tanpa ada tekanan, masalah, atau pergumulan hidup. Tindakan pencegahan mungkin sudah kita lakukan, tetapi tetap jiwa kita dapat mengalami tekanan karena masalah kehidupan. Namun setidaknya, hari ini kita mengerti cara merespons stres dengan tepat, yakni datang kepada Allah dan berharap akan pertolongan-Nya. Ketika tekanan melanda jiwa, hanya Allah yang dapat memberi kelegaan.  Tuhan adalah pemberi kelegaan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 5?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mari kita penuhi hati kita dengan kepercayaan akan janji Firman TUHAN yang merpakan kepastian jawaban dan dasar kebenaran bahwa TUHAN sanggup menolong dan melakukan mukjizat bagi kita. (pg). 

Leave a Reply