+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

God Has Healed Me

God Has Healed Me

MAZMUR 41. Sahabat, memamg penderitaan karena sakit penyakit dan pengkhianatan orang  terdekat merupakan dua penderitaan yang tidak mudah kita terima dan jalani. Dalam Mazmur 41 Daud mengalami keduanya secara bersamaan.

Mazmur 41 merupakan penutup dari buku I (pasal 1-41) kitab Mazmur. Mazmur 1 membuka dan Mazmur 41 menutup dengan frasa “Berbahagialah orang yang …” (1:1; 41:2). Mazmur 41 menyimpulkan buku yang berisikan aneka ragam doa dengan pelajaran hikmat.

Sahabat, Daud mulai mengajar dengan pernyataan, “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah” (Ayat 2-a). Orang seperti itu akan mengalami dipedulikan Tuhan saat ia sendiri lemah (Ayat 1b-3). Daud memakai contoh dirinya (Ayat 5-10). Ia pernah sakit karena berdosa kepada Tuhan. Sakitnya sangat parah sehingga banyak orang percaya ia tidak akan sembuh. 

Orang-orang yang membenci dia akan memanfaatkan situasi sakitnya untuk menekan dia. Mereka menggosipkan dirinya bahwa Tuhan telah meninggalkannya, maka ia pasti akan mati. Teman dekatnya ikut-ikutan menghujat. Tak ada yang percaya dia akan sembuh dari sakitnya.

Daud mengalami hal itu saat orang datang menjenguknya, tetapi hati mereka penuh dusta dan kejahatan (Ayat 7-9). Ia ungkapkan perasaan itu lewat kalimat, “Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku” (Ayat 10). Mereka mengira Daud tidak akan selamat dari sakit jasmaninya (Ayat 9) dan tidak akan bangkit lagi, karena kejahatan dan pengkhianatan yang dialaminya (Ayat 6). Tidak demikian yang terjadi, meski situasi hidupnya belum berubah.

Syukur kepada Tuhan, hari ini kita dapat melanjutkan belajar dari kitab Mazmur dengan topik: God Has Healed Me (Tuhan Telah Menyembuhkan Aku)”. Bacaan Sabda diambil dari Mazmur 41:1-14. Sahabat, tidak ada seorang pun di dunia ini yang kebal terhadap penyakit. Kita semua pernah mengalaminya. Sejak bayi hingga menjadi tua, tidak terhitung banyaknya penyakit yang pernah kita alami, dari penyakit ringan, seperti flu sampai penyakit berat dan kronis, seperti kanker. 

Cara dan sikap orang-orang pun berbeda dalam menghadapi penyakit. Ada yang menganggapnya biasa; ada yang berjuang untuk sembuh; tetapi ada juga yang pasrah.

Dalam bacaan kita pada hari ini, Pemazmur juga sedang sakit. Entah penyakit apa, namun tampaknya bukanlah penyakit ringan. Parahnya, orang-orang justru menginginkan kematiannya dari penyakit itu (Ayat 6). 

Para pembencinya menyusun rencana jahat terhadapnya (Ayat 8), bahkan sahabat karibnya menghina dan melawannya (Ayat 10). Pemazmur merasakan dan mengakui bahwa penyakitnya begitu berat (Ayat 9).

Bagaimana sikap Pemazmur dan caranya menghadapi penyakit? Ia tidak mengingkari bahwa dirinya sedang sakit dan butuh pertolongan. Namun mula-mula, ia menyerukan dirinya untuk berbahagia (Ayat 2). Karena, ia percaya Tuhan pasti akan melindungi, memelihara nyawanya (Ayat 3), dan menyembuhkan penyakitnya (Ayat 4). 

Lalu dengan jujur, ia mengakui dosanya dan memohon belas kasihan Tuhan (Ayat 5). Ia menutup mazmurnya dengan pujian kepada Allah (Ayat 14) seolah-olah ALLAH TELAH MENYEMBUHKANNYA.

Sahabat, adakah hari ini diantara kita yang sedang menderita sakit penyakit? Berat maupun ringan, tetap saja itu sangat mengganggu aktivitas kita. Kita menjadi tidak bisa maksimal melakukan apa pun. Untungnya, Tuhan memberi kita akal budi sehingga dengan begitu kita berusaha untuk sembuh. 

Caranya bisa dengan menemui dokter, meminum obat, dan beristirahat. Tuhan juga memberi kita iman. Dengan iman inilah, kita percaya bahwa hanya dengan campur tangan Tuhan kita dapat sembuh. Dokter dan obat hanyalah alat di tangan-Nya untuk menyembuhkan kita. Yang paling penting kita percaya: Tuhan telah menyembuhkan aku. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jalanilah hidup dalam ketulusan dan kepercayaan kepada Tuhan, maka Ia akan menegakkan langkah kaki kita. (pg).

Leave a Reply