+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

MERANGKUL PERBEDAAN

MERANGKUL PERBEDAAN

Saudaraku, orang Kristen hampir selalu diajarkan dan ditarik pada polarisasi antara dunia atau Tuhan, yang selalu beriringan bagaikan rel kereta api yang tak pernah bertemu.  Maka setiap orang Kristen hampir selalu diperhadapkan pada pilihan kontras: Mau ikut Tuhan atau ikut dunia.  Itukah yang diinginkan Yesus?  Mari merenungkan Injil Yohanes 15:18-20.

Kekhawatiran para murid yang merasa akan ditinggalkan mendorong Yesus untuk menjelaskan posisi mereka terhadap lingkungan mereka dimana posisi Yesus dan para pengikut-Nya akan berseberangan dengan dunia.  Kata “dunia” mengarah kepada norma, nilai dan bahkan sudut pandang yang berlaku, juga tentang sistem pemerintahan yang sedang berlangsung.  

Yesus mengusung dan mengajarkan tentang Kerajaan Allah dimana para pemimpin adalah pelayan, dimana penghargaan tertinggi diberikan kepada yang melayani orang lain.  Nilai-nilai ini berbeda dengan nilai yang dianut masyarakat pada umumnya, maka ketika menjadi pengikut Yesus otomatis juga menjadi agen Kerajaan Allah sehingga konsekuensi untuk menjadi berbeda harus ditanggung para murid Yesus.

Namun perbedaan yang dinyatakan Yesus di ayat-ayat ini tidak berbicara tetang superioritas Kerajaan Allah dan merendahkan yang berbeda.  Yesus justru memberikan gambaran tentang tantangan yang besar yang akan dihadapi para murid yaitu perbedaan nilai yang membuat mereka harus berhadapan dengan masyarakat dan pemerintah.  

Yesus meyakinkan bahwa hal itu memang akan dialami oleh para murid dan mereka tidak boleh takut karenanya.  Ya, Injil Yohanes memang dituliskan untuk para jemaat yang menghadapi pengajaran sesat dan pemerintah yang kejam, maka ayat-ayat ini menjadi penguat untuk mereka tetap setia kepada Kristus.  

Alih-alih memandang rendah kepada dunia, justru para murid diajak untuk tetap menjadi warga Kerajaan Allah dan memahami situasi yang mereka hadapi tanpa menyalahkan siapa pun serta giat mengerjakan keselamatan yang dianugerahkan kepada mereka.  Yesus justru menyuruh mereka harus menjadi garam dan terang dunia yang memengaruhi dunia dengan Kerajaan Allah (Matius 5:5-7).  MERANGKUL DUNIA UNTUK KRISTUS dan bukan merendahkannya.

Memang disadari bahwa umat Kerajaan Allah memiliki nilai yang berbeda, namun tugas mereka adalah memperkenalkan nilai yang mentranformasi dunia bukan untuk membanggakan superioritas sebagai umat pilihan.  

Sejarah membuktikan bahwa  kolonialisme masa lalu yang mengusung 3G (gold, glory and gospel) justru berdampak fatal  dan jauh dari nilai Kerajaan Allah serta menimbulkan luka yang mendalam.  Maka sikap umat Tuhan seharusnya bukan bukanlah merasa superior dan jatuh dalam polarisasi kebenaran melainkan mengusahakan nilai itu terus dihidupi dan diberitakan dalam kondisi dan situasi apa pun.  

Saudaraku, mari TERUS SETIA  dan MENGHIDUPI  nilai Kerajaan Allah dengan memberitakan Kabar Baik bagi dunia dengan merangkul mereka untuk Kristus.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Leave a Reply