Oh … PRIDE
Saudaraku karena sesuatu hal, aku mesti dirawat di rumah sakit selama 3 hari. Kamar semuanya penuh dan aku mendapat ranjang yang kosong di ruang yang berisi 6 orang. Pasien di sebelahku berumur sekitar 50 tahun, sudah koma dan ngorok. keluarganya nangis-nangis sepanjang hari, terutama istrinya, jelas terdengar isak tangisnya dari balik sekat gorden. Saat dia tidak menangis, aku bisa bertanya siapa yang sakit.
Suaminya mantan manajer bank asing terkemuka. Nah bank ini diakuisisi bank lain, dia pindah ke bank asing lainnya. Eeeh ternyata beberapa waktu kemudian juga diakuisisi bank lain. Berhubung usianya sudah mendekati 50 tahun, pengalamannya di bank lama tidak bisa dipakai di tempat baru, ya dia kena PHK.
Jadi manajer bank asing sedemikian lama tentu berlimpah segala fasilitasnya, ikutan main golf dibayarin kantor, fasiltas mobil SUV, pride (kebanggaan) akan pekerjaan dan lingkungan kantor sangat tinggi, hingga mungkin waktunya untuk keluarga sangat sedikit.
Anak laki-laki tunggalnya ternyata menjadi musuh dalam selimut, eeh musuh keluarga. Sesuatu yang diharap-harapkan berbeda dengan kenyataan. Dengan orangtuanya yang sepuh juga tidak akrab, apalagi hormat, mungkin karena terlalu sibuk di pekerjaan hingga tidak sempat menengok papa mamanya. Juga mungkin istri kurang diperhatikan, sehingga istri memelihara 3 kucing impor, 2 ras Persia dan 1 ras dari UK. Dia selalu bercerita bagaimana lucu-lucunya si tiga kucingnya, yang mesti makan makanan khusus untuk kucing impor, dan sering dibawa ke dokter hewan.
Oh … Pride yang tinggi, mendadak hilang saat PHK. Sementara di rumah tidak ada orang dekat yang memerhatikan. Maka mulailah segala penyakit timbul: Diabetes, ginjal, jantung, jatuh di kamar mandi sehingga kuku kaki berdarah-darah dan kuku yang menjadi biru hitam mesti dikelupas dokter. Masuk RS dalam kondisi setengah sadar, lalu ngorok, obat dan makanan mesti dimasukan pakai alat selang nasogastrik atau Nasogastric Tube (NGT), biasa dikenal dengan istilah sonde, yang mesti diplester di sisi wajah dekat dengan hidung. Dokter jaga bilang dia koma, karena saat diteriakin namanya tidak ada reaksi.
Laki-laki hampir 50 tahun, kebanggaannya sedemikian tinggi, maka bagaikan bintang di langit mendadak jatuh ke bumi seperti meteor dan hilang lenyap di malam gelap. Stress, dan penyakit bertubi-tubi datang, cepat atau lambat, satu demi satu selama 6 bulan terakhir.
Tuhan dengan kasih-Nya selalu mengingatkan kita: Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yakobus 4:14).
Ada pride yang sedemikian tinggi, mendadak menjadi uap yang sebentar saja lenyap. Manajer HRD di kantor hanya ikutan perintah atasan untuk memberikan pesangon, dan jabatan yang ditinggalkan segera diganti orang baru, sebab antrian jabatan posisi bagus pasti diincar dan ditunggu-tunggu oleh puluhan orang, dan semuanya berlomba untuk mendapatkannya, dengan berbagai cara.
Orang yang bekerja memang ada batas usianya. Orang Lewi di PL bertugas mulai usia 30 tahun hingga berhenti di usia 50 tahun. Di pemerintahan umumnya pensiun umur 55 tahun, jadi pas umur ke-55 justru hadiah HUT-nya berupa surat ucapan terima kasih alias pemberhentian. Juga yang jadi pendeta, di usia sekitar 60 tahun malahan menerima penghargaan dan upacara untuk menjadi pendeta emiritus, artinya lepas dari semua jabatan struktural di gereja.
Hidup yang sebenarnya mesti gimana ya. Kerja keras tiap hari mesti mendapatkan prestasi, tapi juga tidak boleh melupakan keluarga apalagi istri dan anak. Bukan itu saja, mesti harus bisa ikutan pelayanan di gereja agar bisa melihat kasih Allah kepada jemaat-Nya, apalagi bisa ikutan tim perkunjungan ke orang sakit, orang susah, orang tua yang kesepian karena anak-anaknya tidak memerhatikan lagi.
Saudaraku, sejenak aku tertunduk, di hatiku terdengar suara lembut berbisik: “Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya yang sia-sia, yang ditempuhnya seperti bayangan? Siapakah yang dapat mengatakan kepada manusia apa yang akan terjadi di bawah matahari sesudah dia?” (Pengkhotbah 6:12)
Saudaraku, kisah-kisah pride seperti pasien di sebelahku itu sering dikhotbahkan di gereja. Tuhan izinkan aku benar-benar melihat dan mendengarnya langsung di rumah sakit, hari ini. Semoga kita bisa mengambil hikmatnya dan mempersembahkan waktu, tenaga, dan harta terbaik yang kita miliki untuk Tuhan. Mumpung masih ada kesempatan. (Surhert).