TIDAK LELAH MENDENGARKAN
Saudaraku, sebuah film yang dirilis tahun 2003 berjudul Bruce Almighty menceritakan tentang Bruce, seorang laki-laki yang selalu tidak beruntung dan suatu saat bertemu dengan figur Tuhan yang memberinya kesempatan untuk melaksanakan tugas Tuhan. Hal yang paling mengganggu Bruce saat bertugas menjadi Tuhan adalah ia harus mendengar, menyeleksi dan merespons lantunan doa dari segenap orang di dunia. Doa itu terus bergema di telinganya selama 24 jam tanpa jeda. Saat itu Bruce yang adalah manusia merasa kelelahan dengan berisiknya suara doa dari manusia di dunia, ia menjadi marah dan frustrasi. Maka betapa bersyukurnya manusia memiliki Tuhan yang tak pernah merasa lelah dengan doa manusia sebagaimana dikisahkan dalam Lukas 18: 15-17. Mari renungkan.
Kemarahan para murid kepada para orangtua yang membawa anak-anaknya yang masih kecil (mungkin usia balita) kepada Yesus sebenarnya beralasan. Para murid yang sudah sangat sibuk dengan begitu banyaknya orang yang ingin menemui Yesus, tentunya sangat terganggu dengan para orangtua yang sengaja menyodorkan anak-anak di gendongan mereka kepada Yesus. Tidak heran para murid menegur keras para orangtua yang “ambisius” itu.
Sementara itu para orangtua sengaja membawa anak balitanya kepada Yesus agar mendapat perhatian dan diberkati oleh Yesus yang saat itu merupakah tokoh yang populer. Disentuh oleh seorang Guru pasti merupakan sebuah keinginan supaya anak mereka memperoleh doa yang terbaik. Hal ini yang tidak bisa dilihat oleh para murid karena banyaknya tugas yang harus mereka kerjakan untuk menjaga dan menyeleksi siapa saja yang bisa bertemu dengan Sang Guru.
Yesus melihat keinginan dan kerinduan para orangtua itu dan Ia bersikap pro kepada mereka. Di sela kesibukan-Nya melayani dan mengajar, Yesus memahami isi hati para orangtua itu dan meminta para murid membiarkan mereka mendekat.
Inilah hati Kristus yang luar biasa karena Dia melihat setiap kerinduan umat-Nya. Ia benar-benar memahami isi hati manusia sehingga memberikan perhatian secara pribadi. Tuhan tidak pernah lelah mendengar doa yang dipanjatkan dari setiap orang dan akan memberikan respons sesuai dengan kebutuhan mereka, bahkan doa orang yang tertindas dan tersingkir dari lingkungan sosial manusia.
Pemazmur dalam Mazmur 50:15 mengatakan, ”Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” Manusia bisa saja memandang kepada jabatan, materi, popularitas dan kelas sosial untuk memerhatikan seruan sesamanya, namun Tuhan tidak.
Tuhan memahami dan mendengar setiap seruan umat-Nya dan tidak menghakimi setiap permohonan mereka yang datang kepada-Nya. Mari selalu menyatakan setiap kerinduan hati kepada Tuhan karena Ia akan memerhatikan. Dialah Sang El-Roi, Allah yang melihat. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)