+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Repentance Opportunity

Repentance Opportunity

PENGANTAR KITAB NAHUM. Sahabat, dari beberapa sumber saya mendapat info bahwa kitab Nahum  merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. 

Sejumlah ahli menganggap kitab ini pertama-tama disusun sebagai liturgi tahun baru untuk perayaan musim gugur pada tahun 612 SM, sesaat setelah jatuhnya Niniwe. Kitab ini juga dapat diumpamakan sebagai nyanyian lagu pembebasan. 

Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Nahum, seorang nabi kecil dari Elkosh yang diperkirakan menjadi nabi pada saat Yehuda berada di bawah jajahan Kekaisaran Asyur. Nahum dalam bahasa Ibrani berarti  penghibur atau penolong.

Kitab ini diperkirakan ditulis dalam kurun waktu antara tahun 663 – 612 SM. Dua peristiwa yang tercatat di kitab ini membantu penentuan kapan kitab ini dituliskan.

Nahum menulis tentang kejatuhan Thebes (No Amon) di Mesir ke tangan bangsa Asyur (tahun 663 SM). Karena ditulis dalam bentuk kalimat past tense, berarti peristiwa itu sudah terjadi saat kitab ini ditulis. Nubuat Nahum diperkirakan akan terjadi pada tahun 612 SM.

Hari ini kita akan mulai belajar dari kitab Nahum dengan topik: “Repentance Opportunity (Kesempatan untuk Bertobat)”. Bacaan Sabda diambil dari Nahum 1:1-8. Sahabat,  kitab Nahum adalah kitab yang berisi ucapan Ilahi dan penglihatan yang diberikan Tuhan kepada Nabi Nahum untuk memberikan peringatan kepada Niniwe.

Kota Niniwe, ibu kota kerajaan Asyur yang besar itu, sekali lagi mendapat peringatan dari nabi Tuhan agar penduduknya bertobat dari segala kejahatan yang mereka lakukan. Peringatan itu mengingatkan kita kepada peringatan yang Tuhan berikan melalui Nabi Yunus kurang lebih seratus tahun sebelumnya. Kini peringatan itu muncul lagi karena mereka kembali melakukan kejahatan yang dahsyat. Mereka banyak melakukan penumpahan darah, dusta, perampasan, dan penerkaman yang tak henti-hentinya (Baca Nahum  3:1).

Sahabat, dalam kondisi seperti itu Nahum menyatakan tentang identitas Tuhan. Tuhan adalah Allah yang membenci penindasan dan segala bentuk kejahatan. Ia pasti akan murka terhadap semua itu. Semua orang yang melakukannya adalah musuh Allah (Ayat 1-2). Ia akan menghukum siapa pun yang melakukan penindasan (Ayat 3b). Di dalam bacaan kita pada hari ini digambarkan betapa dahsyat murka Allah itu bisa terjadi (Ayat 4-5).

Meski demikian, Tuhan juga adalah Allah yang panjang sabar dan baik (Ayat 3a dan 7). Sebelum Ia murka dan menghukum, Ia selalu memberi kesempatan kepada manusia untuk bertobat. Ia bahkan selalu berinisiatif memberi peringatan kepada manusia melalui berbagai cara, termasuk seruan para nabi.

Jikalau Tuhan akhirnya menghukum, maka itu biasanya adalah tindakan paling akhir yang harus dilakukan karena kekerasan hati manusia yang tidak mau mendengarkan peringatan Tuhan. Itu semua terjadi karena Tuhan tidak pernah dan tidak akan pernah tinggal diam ketika kejahatan dan kekejian terjadi di dunia ini. Ia pasti akan bertindak dengan keadilan-Nya! Orang benar akan selamat, sedangkan musuh Allah diusir ke dalam kegelapan.

Sahabat, sejahat  bagaimanapun manusia, Ia akan memberi KESEMPATAN untuk BERTOBAT. Ada kesempatan untuk bertobat. Bagaimana dengan kita? Mari kita dengarkan peringatan-Nya dengan saksama, mengakui kebaikan-Nya, berlindung kepada-Nya, dan yang terpenting BERTOBAT. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenungan.
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan selalu siap mengampuni dan terus-menerus memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk bertobat dan memperbaiki diri. (pg).

Leave a Reply