PEMILIHAN UMUM
Bicara tentang pemilihan umum, sebenarnya peristiwa semacam juga dicatat di Alkitab dalam kitab Bilangan pasal 16-17, hanya bukan berbentuk coblosan. Begini ceritanya: Setelah beberapa lama bani Israel dipimpin Musa keluar dari perbudakan Mesir, ada banyak kejenuhan dan kejengkelan di kalangan umat. Terutama akibat ketidakpercayaan 12 orang pengintai yang dikirim meninjau Tanah Kanaan, karena hanya 2 orang, yakni Yosua dan Kaleb yang yakin bani Israel dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Sedangkan yang lainnya malahan takut dan ingin balik ke Mesir karena 10 orang pengintai mengatakan ada raksasa di sana dan pasti akan menggilas bani Israel.
Akibatnya TUHAN murka dan menghukum bani Israel untuk berkelana di padang belantara hingga segenap angkatan – yang umurnya di atas 20 tahun harus mati karena tidak percaya kepada Janji TUHAN.
Umat yang menerima hukuman TUHAN dan diprovokasi oleh Datan dan Abiram memberontak ke Musa dan Harun. TUHAN menghukum Datan dan Abiram termasuk keluarganya dengan cara mengerikan karena tanah mendadak terbuka dan menelan mereka semua.
Namun setelah itu bani Israel kembali mempertanyakan kepemimpinan Musa dan Harun, apakah mampu membawa umat masuk ke Tanah Perjanjian. Mereka menuntut pergantian pemimpin. Menghadapi tantangan ini Musa cukup goyah, dan mungkin membuat perhitungan-perhitungan untuk pemilihan pimpinan tunggal.
Kira-kira begini: Ada berapa jumlah umat? Diperhitungan awal (Bilangan 1) dihitung ada 603.550 orang dari 11 suku, tidak termasuk suku Lewi, yang berumur 20 tahun ke atas dan sanggup berperang, jadi ini kira-kira semuanya pria. Belum yang berumur 20 tahun ke bawah dan kelompok wanita. Mungkin totalnya kira-kira 1.200.000 orang.
Nah, cara memilih 1 orang pemimpin bagaimana? Apakah ada pemilihan tiap suku dulu, lalu caranya bagaimana, mengingat jumlah orang dalam tiap-tiap suku berbeda. Ada yang jumlahnya besar seperti suku Yehuda, ada yang jumlahnya sedikit seperti sku Manasye. Bagaimana memilih calon-calonnya?
Belum lagi perhitungan untuk TPS dan KPPS (petugasnya). Kalau di Indonesia 1 TPS untuk 300 suara, kalau 1.200.000 jiwa akan dibutuhkan 4.000 TPS. Dimana tempat TPS-nya? Zaman itu belum ada kertas, jadi bukan coblosan, tapi mungkin memasukkan ranting kayu atau bambu ke kotak suara seperti pemilihan kepala desa. Nah akan ada berapa pohon yang akan ditebang dan dibuat tusukan pemilihan?
Tentu Musa sangatlah mumet membuat draf untuk pemilihan calon tunggal pemimpin. Dia pasti meletakkan segala kesusahannya di hadapan TUHAN, dan TUHAN berfirman: “Katakanlah kepada orang Israel dan suruhlah mereka memberikan kepadamu satu tongkat untuk setiap suku. Semua pemimpin mereka harus memberikannya, suku demi suku, seluruhnya dua belas tongkat. Lalu tuliskanlah nama setiap pemimpin pada tongkatnya. Pada tongkat Lewi harus kautuliskan nama Harun. Kemudian haruslah kauletakkan semuanya itu di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum, tempat Aku biasa bertemu dengan kamu.” (Bilangan 17:2-4).
Jadi tiap suku hanya boleh mengajukan satu calon tunggal, total 12 calon, dan ada 1 petahana dari suku Lewi yakni Harun. Setelah keputusan TUHAN ini pastilah tiap-tiap suku ribut dengan pemilihan awal kita-kira siapa yang akan dicalonkan sebagai caleg mewakili sukunya. Duabelas tongkat para caleg diletakkan di dalam Kemah Pertemuan, dan esoknya ketika Musa menengok hasil pemilihan TUHAN, tampaklah tongkat Harun dari keturunan Lewi telah bertunas, mengeluarkan kuntum, mengembangkan bunga dan berbuahkan buah badam (Bilangan 17:5-8). Jadilah Harun ditetapkan sebagai pemimpin umat, seumur hidupnya hingga dia meninggal.
Itulah gaya pemilihan umum yang ditentukan TUHAN saat bani Israel keluar dari tanah Mesir. Di Google dicatat peristiwa keluar dari Mesir itu terjadi pada tahun Yahudi 2448 AM atau sekitar 1313 Sebelum Masehi, lebih dari 3300 tahun yang lampau.
Saudaraku, dalam beberapa hari mendatang kita semua akan melakukan coblosan memilih caleg DPRD, DPR, DPD dan calon Presiden. Kesempatan lima tahunan ini hukumnya wajib bagi kita yang percaya pada TUHAN, karena TUHAN melalui tangan-tangan umat-Nya akan memilih siapa-siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia untuk periode 5 tahun mendatang. Jangan ikut bujukan setan yang mengajak Saudara untuk tidak ikut coblosan atau merusak TPS dan surat suara, hingga terjadi kekacauan.
Berdoalah, minta TUHAN sendiri memberikan hikmat di dalam hati kita, dan kita mantap menuju TPS untuk melakukan coblosan, sesuai yang dikehendaki TUHAN. Berdoalah supaya TUHAN menyertai dan memberkati pemilihan umum di Indonesia.
Saat pemimpin-pemimpin Indonesia terpilih nanti, biarlah mereka semua ini dengan tulus dan rendah hati dapat berdoa di hadapan TUHAN: “Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. Umat Indonesia, lebih dari 270 juta jiwa. Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?” (1 Raja-Raja 3:8-9). (Surhert).