+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

NIAN GAO

NIAN GAO

Nian Gao (Kue Keranjang) mudah didapatkan di sekitar tahun baru Imlek. Dibuat dari tepung ketan, jadi agak lengket-lengket, mirip dengan dodol yang merupakan penganan asli Indonesia. 

Puluhan tahun lalu kami pernah melihat seorang pembuatnya di daerah Sleko (jalan Pemuda) Kudus. Tepung dicampur air  gula diolah, diberi warna dan rasa, diaduk di beberapa wajan besar hingga matang. Kemudian dituang di wadah-wadah bulat, setengah kering dibungkus dengan daun bambu karena  saat itu plastik masih langka, dan diletakkan di tampah, dan dikemas lagi dalam besek atau keranjang bambu kecil yang anyamannya longgar jadi bisa melihat isinya. Yang laris dijual yang berdiameter 10 cm dan beratnya sekitar 500 gram.

Di Tiongkok sejak zaman Dinasti Zhou (sekitar  tahun 500 SM) ada penganan yang disebut Nian Gao. Dibuat dari tepung beras. Beras hasil panen yang berlimpah ditumbuk dijadikan tepung, dan diolah, dicetak bentuk batu bata. Ini awet hingga beberapa bulan kemudian, bisa dimakan rakyat saat paceklik atau perang dengan cara dituang air panas, disebut Nián gāo 年糕, artinya kue beras. 

Karena bisa disimpan lama dan tidak rusak, rakyat membuat istilah yang berbunyi Nián nián gāo sheng 年年高升 artinya meningkat dari tahun ke tahun. Ya jelas, bisa menyimpan beras hasil panen hingga awet lama, tidak takut ada kutu beras, tetap dapat dimakan sepanjang tahun.

Kemudian hari nian gao dibentuk lingkaran, bahan dari tepung beras bisa digantikan dengan tepung ketan. Nah karena melambangkan rezeki tahan lama, jadilah Nian Gao turut disajikan dalam meja sembahyang. Ukuran Nian Gao jadi bervariasi, paling kecil berdiameter sekitar 5 cm lalu meningkat hingga ada yang 20 cm. Ditumpuk di meja, mulai dari yang besar hingga yang kecil, hitungan tumpukan biasanya 8 atau 八 Bā bunyinya dalam hokkien mirip 富 fù artinya rezeki, atau 9 tumpuk 九 Jiǔ yang bunyinya mirip kata kekal, abadi, durable. 

Disajikan di meja sembahyang maksudnya agar si pemberi bisa mendapatkan rezeki yang durable, jangka panjang hingga masuk tahun mendatang. Memang dalam budaya Tionghoa ada banyak makanan, barang, nomer dan lain-lain yang bisa diartikan lebih lanjut, karena karakter Mandarin ada 4.000 karakter lebih dan banyak bunyinya yang mirip-mirip tapi beda arti.

Memohon doa kepada yang di atas dengan berbagai penganan, masakan dan buah yang disajikan, pokoknya semuanya memiliki arti yang baik, bahagia, rezeki, dan seterusnya. Makin kaya, makin panjang meja persembahannya dan makin banyak sesajinya. Didoakan di malam Imlek dengan maksud persembahan-persembahan ini naik ke langit, dan mengharapkan berkat akan turun di hari-hari ke depan sesuai arti nama-nama barang yang dipersembahkan. Nah, saat sanak keluarga berkumpul di hari raya Imlek, hidangan-hidangan yang sudah disajikan tersdebut akan dimakan bersama, agar sama-sama mendapatkan berkat.

Saudaraku, diceritakan di kitab Kisah Para Rasul pasal 10:  Di kota Kaisarea ada seorang perwira dari kesatuan tempur Italia yang bernama Kornelius. Dia percaya kepada TUHAN, saleh, seisi rumahnya takut akan Allah, memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. Suatu siang kira-kira jam tiga, ketika Kornelius berdoa, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: “Kornelius!” Tentu Kornelius sangat takut, menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: “Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu: “Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.”

Itulah buah kesalehan Kornelius, semua doa dan sedekahnya telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat dia. Tentu Kornelius tidak hanya berdoa supaya dirinya, istri dan anaknya selalu mendapatkan kebahagian berlimpah-ruah, kesehatan yang sangat prima, bisa selalu menang perang  (Pada zaman itu perang harus dalam jarak dekat pakai pedang atau tombak), atau nanti saat pensiun dia bisa jadi orang tajir dan menjadi crazy rich, apalagi dia berpangkat perwira. 

Kornelius  tidak egois, dia SENANTIASA BERDOA KEPADA  ALLAH. Tentu dia juga berdoa bagi kesejahteraan bangsa dan negara, juga berdoa bagi umat Yahudi  (bangsa yang dijajah Roma, dan sedekah kepada umat Yahudi.  TUHAN BERKENAN akan doa-doanya, yang naik ke hadirat  Allah. Pengamsal mengingatkan kita: “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya” (Amsal 15:29) 

Untuk Saudaraku yang merayakan Tahun Baru Imlek: Selamat  menyambut dan merayakannya. Tetaplah panjatkan doa bagi kesejahteraan rakyat dan negara Indonesia. Semoga kita memiliki pemimpin yang sungguh-sungguh takut dan berbakti pada TUHAN, supaya segala doa, sedekah dan upaya mensejahterakan bangsa dapat naik ke hadirat  Allah dan Allah mengingat segenap rakyat Indonesia.  Oh ya, hampir lupa, semoga ada cukup banyak Saudaraku yang berkenan berdoa untuk pelayanan Christopherus dan berkenan mengirimkan angpao untuk mendukung pelayanan Christopherus. (Surhert).

Leave a Reply