Live in God’s Plan
RENCANA TUHAN. Sahabat, bukan perkara mudah untuk memahami segenap rencana Tuhan dalam hidup kita, terutama ketika rencana-Nya berbeda dengan rencana kita. Ketika kita mengikuti rencana-Nya, kita seringkali harus melewati jalan yang berliku yang membuat kita ragu untuk terus melangkah atau berhenti dan mencari jalan lain yang lebih mudah.
Dalam buku kumpulan khotbahnya “Pengharapan Memberi Keberanian”, pendeta Eka Darmaputera menuliskan: Selama menjadi pendeta, pertanyaan yang banyak disampaikan dalam PA, ceramah, katekisasi, atau percakapan pribadi adalah apakah ketetapan Tuhan itu ada? Apakah Tuhan benar-benar sudah punya rencana atas masing-masing kita? Sebelum saya lahir, misalnya, apakah Tuhan sudah menetapkan pada jam sekian, menit sekian, detik sekian, saya berdiri di hadapan jemaat untuk berkhotbah seperti yang sering saya lakukan?
Apabila Tuhan telah memiliki rencana yang begitu detail, begitu rinci, lalu apa artinya segala usaha dan perencanaan kita? Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab. Bahkan, mustahil untuk dijawab sampai tuntas. Ketika kita berbicara tentang Allah, bagaimana mugkin kita yang sangat terbatas hendak menangkap dan memahami segala sesuatu tentang Allah yang tidak terbatas?
Sebenarnya tak seorang pun dapat menjelaskan dan menjawab pertanyaan tersebut secara tuntas dan penuh. Misalnya, ada pertanyaan: Mengapa ada orang yang dilahirkan miskin dan cacat? Apakah Tuhan menghendakinya? Apakah Tuhan telah menetapkannya untuk cacat? Jika Tuhan menetapkan seseorang lahir dalam keadaan cacat, betapa mengerikannya Tuhan kita. Tetapi, jika bukan Tuhan yang menetapkan seseorang lahir dalam keadaan cacat, bagaimana hal itu bisa terjadi? Itu adalah bagian dari misteri. Bagian dari rahasia hidup yang barangkali tidak akan bisa kita jawab dan ketahui sepenuhnya.
Sebagai manusia kita cenderung ingin tahu. Akan tetapi, sebagai makhluk, Tuhan tidak memperkenaankan kita mengetahui segala sesuatu. Tuhan tidak memberikan kita ketidakterbatasan, sehingga kita bisa memahami segala sesuatu. Bahkan tertulis di Alkitab bahwa justru berbahaya apabila kita yang terbatas ingin mengetahui tentang yang tidak terbatas. Bukankah manusia jatuh ke dalam dosa ketika manusia ingin mengetahui apa yang diketahui Tuhan dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang buruk?
Hari ini kita akan melajutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: Live in God’s Plan (Hidup dalam Rencana Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 23:1-30. Sahabat, Yosia melancarkan reformasi di Yehuda dengan segenap kekuatan. Ia membawa segenap rakyat kembali kepada perjanjian dengan Tuhan (Ayat 1-3); menghapus segala penyembahan Baal, Asyera, dan Molokh (Ayat 4-10); merobohkan mazbah ilah yang dibangun raja sebelumnya (Ayat 11-20); serta kembali merayakan Paskah untuk Tuhan (Ayat 21-23).
Yosia disebut sebagai raja yang berbalik kepada Tuhan dengan segenap hati. Tidak ada raja sebelumnya dan sesudahnya yang sama dengan Yosia (Ayat 25). Walaupun perubahan yang dilakukan memberikan banyak harapan, namun Tuhan tidak beralih dari murka-Nya kepada Yehuda yang ditimbulkan oleh kejahatan Manasye (Ayat 26).
Sahabat, hidup dalam rencana Tuhan kadang penuh paradoks dan tak selalu dapat kita pahami. Kitab Tawarikh mencatat kerumitan dari kematian Yosia. Diceritakan bahwa Yosia melawan pesan Allah dan berperang melawan Raja Nekho dari Mesir hingga akhirnya tewas dalam peperangan di Megido (2Tawarikh 35:20-26). Walau demikian, dalam catatan Kitab 2 Raja-raja, tidak ada kisah komplikasi Yosia yang melawan pesan Allah. Hanya ketaatan dan reformasi yang dilakukan Yosia yang menjadi fokus dan sentral cerita.
Mungkin Kitab 2 Tawarikh mencoba menjelaskan kematian dini Yosia dengan lebih mendetail yang menyebutkan kesalahan Yosia. Mungkin Kitab 2 Raja-raja lebih menekankan ketaatan Yosia, dan kematian dialaminya sebagai pemenuhan janji Allah bahwa Yosia akan mati dengan damai dan tidak akan melihat kehancuran Yehuda (2Raja-raja 22:20).
Sahabat, memang hidup dalam rencana Tuhan kadang penuh kerumitan dan paradoks, karena manusia terbatas dalam memahami keseluruhan rencana Tuhan. Mati dalam peperangan bisa jadi termasuk kematian dalam damai, dibandingkan dengan mati dalam kehancuran Yehuda karena murka Allah. Atas seluruh kerumitan itu, Yosia memilih taat. Dengan sepenuh hati dan kekuatan, Yosia mengajak umat bertobat dan meruntuhkan penyembahan berhala. Di tengah paradoks hidup dan misteri rencana Allah, tetaplah taat dan setia kepada Tuhan! Tetaplah hidup dalam rencana Tuhan! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 3-5?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Semua yang tidak berkenan dengan Allah harus kita buang dan musnahkan agar reformasi rohani kita alami dan pembebasan seutuhnya akan terjadi. (pg).