Abandoned by God
DIBUANG. Sahabat, dibuang mempunyai konotasi: Sudah tidak dapat dipakai lagi; sudah tidak ada nilainya atau harganya; sudah tidak dibutuhkan; dan sudah tidak disukai.
Post power syndrome acapkali menyerang orang-orang yang memasuki masa pensiun. Kondisi kejiwaan yang memicu rasa tidak nyaman lantaran merasa TERBUANG dan terlupakan. Perubahan yang bertolak dari penurunan aktivitas ini ternyata sanggup memengaruhi cara berpikir seseorang dalam menyikapi kehidupan secara negatif. Tak sedikit yang mengalami keterpurukan hidup ketika tidak mampu keluar dari perangkap pemikiran semacam itu.
Sahabat, masa tua menjadi menakutkan karena ada perasaan DIBUANG dan ditinggalkan TUHAN. Itulah sebab Pemazmur meminta agar TUHAN tidak meninggalkannya sampai masa tua dan rambutnya memutih. Memang harus kita akui bahwa menjadi tua bukanlah pilihan tapi kepastian. Persoalannya adalah bagaimana kita mengisi hari-hari di masa tua yang menjadi pilihan itu. Tak sedikit yang akhirnya terjebak dalam perasaan seolah-olah DIBUANG ketika usia makin bertambah.
Kegelisahan menghadapi masa tua ini juga pernah dialami oleh orang sehebat dan sebesar Daud. Dalam Mazmur 71:1-24, tercermin perasaan Daud yang dalam masa tuanya sering muncul pikiran negatif. Ia sudah tidak setangguh ketika masih muda, orang-orang yang dulu menghormatinya berbalik memusuhinya, mengejek dan mengancamnya. Dalam kondisi seperti itu Daud mengenang perjalanan hidupnya bersama Tuhan sejak ia masih muda. Dia yang dulu telah terbukti setia dan berkuasa, kepada Dialah kini ia semakin bersandar dan akan terus melayani-Nya.
Usia mungkin menjadi batasan bagi kita, tetapi tidak bagi Tuhan. Berapa pun usia kita, Tuhan tetap menjanjikan kasih dan kesempatan untuk terus berbuah. Tuhan akan tetap bisa memakai kita secara luar biasa, tanpa melihat berapa pun umur kita sekarang.
Syukur hari ini kita dapat belajar dari pasal terakhir dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “Abandoned by God (Dibuang Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 24:18 – 25:21 dengan penekanan pada 2 Raja-raja 24:20. Sahabat, Zedekia termasuk raja dalam akhir sejarah Yehuda. Karena memberontak terhadap Babel (2 Raja-raja 24:20), Zedekia diserang Nebukadnezar (2 Raja-raja 25:1-6), anak-anaknya dibunuh (2 Raja-raja 25:7), dan dia sendiri dibunuh di Babel (2 Raja-raja 25:21).
Alkitab menggambarkan kehancuran Yehuda secara menyeluruh. Perkakas dari Bait Allah dan semua orang penting diangkut ke Babel (2 Raja-Raja 25:13-21). Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Allah sendirilah yang MEMBUANG Yehuda (2 Raja-raja 24:20).
Sahabat, harapan masa depan dan hidup yang lebih baik hanya mungkin jika ada kesadaran akan dosa-dosa yang telah dilakukan. Itulah yang disuarakan oleh para nabi. Kesabaran dan pengampunan dari Tuhan tidak dapat dipermainkan. Yehuda tak bisa lagi mengelak dari kehancuran.
Berbagai tonggak kehancuran juga terjadi dalam sejarah umat manusia: Berlin, Auschwitz, Stalingrad, Hiroshima dan Nagasaki. Kejahatan kemanusiaan dan kengerian sejarah akibat kejahatan hati manusia bukan hal yang asing dalam sejarah modern. Jika terus terjadi penyangkalan terhadap dosa-dosa sejarah, maka tidak mungkin ada masa depan dan kehidupan yang lebih baik.
Konsekuensi dosa bisa sangat menghancurkan, seperti yang kita baca pada sejarah Yehuda. Kenyataan hari-hari gelap harus dijalani di pembuangan di Babel.
Berbagai dosa dalam kehidupan kita juga sering menghasilkan tragedi, korban, dan kehancuran, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam keluarga kita. Betapa sering kita hidup dalam penyangkalan dosa-dosa tersebut. Namun, Tuhan terus hadir dan bekerja dalam kehidupan kita. Selalu ada harapan untuk masa depan jika kita berbalik dan mengarahkan hati kepada Tuhan.
Sahabat, memang perubahan tidak terjadi seketika, sama seperti Israel yang harus menjalani hukuman pembuangan. Meski demikian, Allah yang bekerja dan menyertai di Yerusalem juga ikut dan menyertai Israel di pembuangan di Babel. Menjalani hidup bersama Tuhan, baik dalam waktu susah, maupun waktu yang baik, itulah harapan dan kekuatan kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersykurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari Mazmur 71:17-19?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Penyertaan Tuhan menjanjikan kepastian bahwa kita tak akan pernah bersentuhan dengan hidup sebagaimana diisyaratkan oleh peribahasa habis manis sepah dibuang. (pg).