+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Over Confidence

Over Confidence

PERCAYA DIRI. Apakah Sahabat tipikal seorang yang cukup percaya diri, atau tidak? Apakah  Sahabat pernah merasa tidak nyaman dalam melakukan apa pun, termasuk kamu tidak percaya atas kemampuanmu sendiri ketika diperhadapkan dengan lingkungan yang semakin menantang?

Percaya diri (confidence)  merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga, mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri merupakan perilaku yang mencerminkan percaya diri.  

Sahabat, percaya diri  merupakan dasar dari motivasi diri untuk berhasil. Agar termotivasi seseorang harus percaya diri. Seseorang yang mendapatkan ketenangan dan kepercayaan diri haruslah menginginkan dan termotivasi dirinya. Ada cukup banyak orang yang mempunyai kekurangan tetapi mampu bangkit menaklukan kekurangannya sehingga benar-benar mengalahkan kekurangan dengan mempunyai kepercayaan diri dan motivasi untuk terus tumbuh serta mengubah rintangan menjadi tantangan.

Coba simak contoh berikut: Napoleon Bonaparte yang tinggi badannya hanya 158 cm,  tak satu hari pun merasa pendek dan kerdil dihadapan lawan lawannya dan pasukannya. Namun, melihat dirinya menjadi raksasa diantara laki-laki lainnya, meskipun sebenarnya tidak demikian. Kepercayaan diri dan kebesaran hati membuatnya bersikap, bergaul, bersama orang lain dengan penuh percaya diri dan kemampuan menghadapi segala kesulitan dengan kepercayaan diri yang besar.

Sahabat,  memiliki kepercayaan diri adalah hal yang baik dan perlu, namun demikian jika berlebihan bisa berbahaya. Sebuah studi yang dilakukan psikolog Carmen Sancez dan David Dunning menyatakan bahwa percaya diri berlebihan berdampak tidak baik. Ada tiga hal yang terjadi pada orang yang percaya diri berlebihan: Pertama, rentan melakukan kesalahan. Kedua, tertutup untuk menerima masukan dari orang lain, dan ketiga, sulit untuk instrospeksi diri.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “Over Cofindence (Terlalu Percaya Diri)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-raja 14:1-22. Sahabat, percaya diri yang berlebihan itulah yang terjadi pada Amazia, raja Yehuda. Memang wajar untuk menjadi bangga atas sebuah keberhasilan, tetapi kita tidak pernah dianjurkan untuk terus berkanjang di dalamnya.

Riwayat Raja Amazia yang memerintah Yehuda selama 29 tahun (796-767 SM), mengingatkan betapa mudahnya kita mengandalkan peruntungan (Ayat 2). Keberhasilan Amazia menaklukkan 10.000 orang Edom di Lembah Asin (Ayat 7) membuatnya menjadi bangga dan membawa dia menjadi orang yang terlalu percaya diri dan takabur. Kecerobohannya kemudian membawa kehancuran Yehuda.

Sahabat, pada awal pemerintahannya, Amazia bin Yoas menunjukkan sikap yang positif (Ayat 1-3). Namun, ia gagal menghapus kompromi penyembahan kepada Tuhan. Penulis Kitab Tawarikh menggambarkan tindakan Amazia dengan ungkapan “tidak dengan segenap hati” (2 Tawarikh  25:2). 

Kemenangan Amazia atas orang Edom membuatnya takabur dan terlalu percaya diri. Ia menantang raja Israel untuk beradu tenaga. Ia mengabaikan peringatan dari Yoas untuk tidak menantang malapetaka (Ayat 8-10).

Kekalahan Amazia menghancurkan Yerusalem, membuat Yerusalem kehilangan benda-benda perkakas Bait Allah (Ayat 4-12). Peristiwa ini memicu pemberontakan dalam negeri, hingga Amazia terpaksa melarikan diri ke Lakhis. Pelariannya tidak dapat menyelamatkan dirinya dari pemberontakan. Amazia dibunuh di Lakhis (Ayat 18-22). Nama Amazia berarti kekuatan yang datang dari Allah; sayangnya, Amazia lebih mengandalkan kekuatan sendiri.

Sahabat, kehidupan yang kita terima dari Tuhan adalah sebuah perjalanan yang harus kita tempuh bersama Tuhan. Ingatlah, kesempatan yang baik dan semua keberhasilan yang kita alami adalah bagian dari perjalanan bersama dengan Tuhan. Ada kekuatan Tuhan yang menopang.  Pengalaman dari raja Amazia hendaklah selalu mengingatkan kita untuk tidak menjadi orang yang takabur dan terlalu percaya diri. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Bangga akan pencapaian tidak salah. Tetapi, jangan sampai menjadikan kita terlalu percaya diri. Jangan menjadi takabur! (pg).

Leave a Reply