Finishing Well
MENGAKHIRI DENGAN BAIK. Sahabat, segala sesuatu yang BERAWAL pasti akan BERAKHIR. Maka kita perlu mengendapkan kesaksian Rasul Paulus: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” (2 Timotius 4:7-8)
Hidup manusia di bumi ada awal dan pasti ada akhir. Saya sebagai seorang penulis sangat senang mengibaratkan hidup itu bagai sebuah buku. Sampul paling depan merupakan catatan awal dari kehidupan dimulai yaitu kelahiran. Pada bagian dalam dimulai dari halaman pertama dan diikuti dengan halaman-halaman selanjutnya, itulah torehan sejarah atau jejak langkah berisi catatan kehidupan dari setiap peristiwa dalam hidup kita.
Semua hal yang baik dan buruk yang kita alami dan yang kita lakukan terekam semua. Pada bagian belakang ada sampul belakang (penutup), artinya tidak ada lagi kisah karena semua sudah berakhir, itulah kematian. Hal terpenting bukan pada panjang-pendeknya kisah atau umur seseorang, tetapi bagaimana kita mengisi catatan kehidupan dari awal sampai akhirinya.
Mungkin ada Sahabat yang akan menjadikan sebagai status di WA-nya pada hari ini: “Mengawali, menjalani dan mengakhiri dengan baik.” Ada yang mengatakan jika memulai sesuatu dengan baik pasti akhirnya akan baik. Wait …. Wait …. BELUM TENTU. Dalam kisah hidup Simson menunjukan hal sebaliknya, hidupnya diawali sangat baik, ia seorang nazir Allah. Namun dalam perjalanan hidup bersama kekasihnya Delila, ia tergoda dan hidupnya berakhir tragis.
Ada pula yang berpendapat, tidak penting bagaimana memulainya, yang penting bagaimana mengakhirinya. Wait … Wait … TUNGGU DULU. Jika berawal dengan tidak baik, kemungkinan besar tidak menghasilkan sesuatu yang baik. Ibarat pohon yang baik dapat dikenal dari buahnya. Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik pula.
Saya yakin, kita semua berharap bahwa akhir kehidupan kita akan baik, maka masa hidup yang kita jalani kini merupakan kesempatan untuk memperbaikinya agar terarah pada maksud dan tujuan Tuhan menciptakan kita.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Raja-raja dengan topik: “Finishing Well (Mengakhiri dengan Baik)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Raja-Raja 11:21 – 2 Raja-raja 12:21. Sahabat, ada cukup banyak orang bisa mengawali segala sesuatu dengan baik, dalam hal pekerjaan, pelayanan, pernikahan, persahabatan, dan lain-lain. Namun awal yang baik tidak menjamin akhirnya baik juga.
Seperti itulah juga kehidupan Yoas, sang raja muda. Ia menjadi raja sejak usia tujuh tahun (2 Raja-raja 11:21). Ia diasuh oleh putri Yoseba (bibinya) dan Imam Yoyada (pamannya). Firman Tuhan mencatat: “Yoas melakukan apa yang benar di mata Tuhan seumur hidupnya, selama imam Yoyada mengajar dia” (Ayat 2). Ia juga melakukan reformasi dan renovasi terkait dengan rumah Tuhan (Ayat 4-16). Namun Yoas tidak menjauhkan bukit penyembahan berhala (Ayat 3), sehingga Yehuda kembali terjerumus ke dalam penyembahan berhala (2 Tawarikh 24:18).
Sahabat, ketika Tuhan mengutus para nabi untuk menegurnya, ia dan para pemimpin Yehuda tidak mau mendengarkan (2 Tawarikh 24:19). Yoas bahkan membunuh Zakharia, anak Yoyada, ketika ia berusaha mengingatkan Yoas akan kesalahannya (2 Tawarikh 24:22). Hidup Yoas berakhir dengan pemberontakan dari para pegawainya dan ia terbunuh (Ayat 20).
Meski ia mengawali perjalanan hidupnya sebagai raja dengan baik, namun ia mengakhirinya dengan tidak baik. Ketika ia mulai kompromi terhadap dosa penyembahan berhala, jalan hidupnya mulai bergeser dari jalan Tuhan. Hatinya tidak lagi berpaut kepada Tuhan yang telah menyelamatkannya. Ia merenovasi rumah Tuhan, tetapi ia tidak merenovasi hati dan hidupnya.
Sahabat, belajar dari kehidupan Yoas, mari kita belajar untuk tidak kompromi terhadap dosa. Sekali kita mulai kompromi terhadap dosa, tanpa disadari kita akan berjalan terlalu jauh dari jalan Tuhan. Mari senantiasa merenovasi hidup kita, agar tetap terpaut kepada Allah sehingga kita tidak tersesat. Dengan demikian, perjalanan hidup kita yang sudah kita awali dengan baik, akan berakhir dengan baik pula. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari 2 Raja-raja 12:3?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Jangan takut hidup. Percayalah bahwa hidup itu layak dijalani, dan keyakinanmu akan membantu menciptakan fakta (William James). (pg)