“BONUS” UCAPAN TERIMA KASIH
Saudaraku, ada tiga kata penting diajarkan kepada anak-anak di usia mereka, yaitu maaf, tolong dan terima kasih. Ketiga kata itu penting diucapkan dengan tulus untuk menunjukkan penghargaan kepada orang lain. Yesus pernah menyinggung hal ini dalam Lukas 17: 11-19. Mari renungkan.
Ada hal menarik yang diceritakan oleh Lukas dalam kisah ini, yaitu apa yang diperoleh oleh mantan orang kusta yang kembali kepada Yesus untuk berterima kasih. Apa itu?
- Kesembuhan fisik dan pemulihan masa depannya. Sebagaimana sembilan temannya yang lain, orang ini pun disembuhkan. Saat ia memeriksakan diri pada para imam dan mendapatkan pernyataan resmi bahwa ia sudah tahir maka itu berarti kehidupannya kembali cerah. Ia akan kembali ke keluarganya, masyarakat harus kembali menerimanya, segala hinaan akan ditinggalkan dan ia akan bisa menata hidupnya kembali. Sungguh luar biasa pengaruh kesembuhan ini bagi hidupnya.
- “Bonus” yang didapatnya saat ia kembali untuk berterima kasih pada Yesus adalah pemulihan spiritualnya. Yesus menyatakan bahwa imannya lah yang menyelamatkannya, yang berarti orang ini telah memercayai Yesus sebagai Sumber kesembuhannya. Ia mengakui kuasa Sang Kristus sehingga ia mengalami pemulihan yang sejati. Pertemuannya dengan Yesus mengubah hidupnya. “bonus” ini menjadi modal utamanya untuk menata hidupnya dengan lebih sempurna sebagai orang yang sudah dipulihkan.
Meminta kepada Tuhan merupakan bagian dalam kehidupan orang percaya. Ayat-ayat yang menghimbau untuk berani meminta kepada Tuhan bertebaran di dalam Alkitab dan sering kali dikutip oleh para pelayan Tuhan. Ayat-ayat itu meneguhkan dan sering kali menjadi kekuatan dalam kesulitan. Namun saat Tuhan sudah menolong, masihkah ada kesadaran untuk mengucap terima kasih dan memuliakan Dia? Atau setelah mendapat manisnya pertolongan, lalu Dia ditinggalkan karena urusan telah selesai? SesungguhnyaTuhan tidak gila hormat. Bagi-Nya ada atau tidak ucapan terima kasih manusia tidak mempengaruhi-Nya. Justru kesadaran untuk mengucap terima kasih kepada Tuhan memiliki dampak bagi manusia itu sendiri, yaitu pemulihan dalam spiritualnya.
Saat manusia berterima kasih kepada Allah, manusia itu memberikan penghargaan akan kehadiran-Nya yang Maha Kuat dan pengakuan akan kelemahannya sendiri. Kesadaran inilah yang membuat manusia akan makin bergantung penuh kepada Tuhan dan hidup dengan sikap berjaga-jaga. Di zaman yang semakin cuek dengan sesama ini, tetaplah selalu mengucap terima kasih untuk kepedulian Allah kepada anak-anak-Nya. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)