A Unique and Different Call
PANGGILAN YANG UNIK. Sahabat, pada Selasa, 28 November 2023, saya diajak oleh bapak Ev. Andreas Christanday untuk menghadiri acara Ibadah Penahbisan Stephanus Damaris Hall di Sekolah Tinggi Agama Kristen Terpadu (STAKT) “Pesat” Salatiga. Mengapa gedung pertemuan tersebut diberi nama Stephanus Damaris? Karena bapak Damaris merupakan “PAHLAWAN DESA” dan Yayasan Pesat sesuai dengan namanya Pelayanan Desa Terpadu, fokus pelayanan mereka di PEDESAAN.
Pada tahun 1967 Stephanus Damaris memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai asisten menteri dan memfokuskan hidupnya untuk memberitakan injil. Dia menerima panggilan yang unik. Walau saat itu ia berada dalam kondisi yang cukup mapan, namun dengan kesadaran penuh ia berkomitmen menjadi penginjil dengan menjual segenap hartanya. Hati Ev. Damaris sangat mencintai Indonesia, utamanya yang ada di pedesaan atau daerah-daerah pelosok di Indonesia.
Ketika Damaris semakin terkenal sebagai penginjil yang bisa berkotbah dan memiliki karunia nubuatan, hatinya tidak berubah terhadap kecintaannya dengan orang-orang yang ada di pelosok-pelosok daerah.
Ia begitu peduli dan memerhatikan hamba-hamba Tuhan yang tinggal dan melayani di sana. Kerap kali ia membawa pakaian, memberikan motor, perahu, sejumlah uang atau apa pun yang diperlukan hamba-hamba Tuhan yang kurang mampu guna kebutuhan hidup atau kebutuhan pelayanan mereka..
Setiap ia berkunjung dan memberitakan firman Tuhan di suatu gereja yang ada di desa, ia hanya membawa sehelai atau dua helai pakaian saja, karena isi tasnya diutamakan untuk membawa pakaian atau barang-barang yang dibutuhkan jemaat dan hamba-hamba Tuhan di desa tersebut.
Uang persembahan yang ia terima setelah selesai berkotbah pun ia berikan kembali kepada istri hamba Tuhan yang ada di desa itu.Semua tindakan dan ajaran Evangelis Damaris banyak menginspirasi dan memberi dampak positif bagi dunia pelayanan gereja, kususnya untuk menyadarkan gereja-gereja di kota untuk peduli pada gereja-gereja di desa.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Raja-raja dengan topik: “A Unique and Different Call (Panggilan yang Unik dan Berbeda)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Raja-raja 19:19-21 dan Lukas 5:1-11. Sahabat, ada berbagai macam cara Tuhan memanggil kita, baik untuk percaya atau untuk melayani-Nya (pelayanan apapun; tentu tidak harus menjadi pendeta). Dalam bacaan kita pada hari ini, Elia melemparkan jubahnya kepada Elisa supaya Elisa mengikut Dia. Elisa izin ke orang tuanya, dan mengikuti Elia (1 Raja-raja 19:21).
Panggilan berbeda diterima oleh Yohanes, Yakobus dan Petrus. Melihat kejadian yang ajaib, Petrus merasa tidak layak hidup dekat dengan rabi (guru) Yesus yang mengadakan mukjizat. Namun justru ia dipanggil untuk mengiring perjalanan Yesus (Lukas 5:10-11). Sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus.
Sahabat, bagaimana Tuhan memanggilmu untuk percaya? Bagaimana Sahabat menerima panggilan untuk melayani? Setiap kita mempunyai panggilan yang unik dan berbeda satu dengan yang lain. Namun ada hal yang perlu kita miliki: Menanggapi panggilan itu dengan segenap hati, dan menjalani panggilan itu dengan penuh ketaatan.
Taatkah kita menjalaninya? Taatkah kita mengikuti-Nya? Mari, hari ini Tuhan mengingatkan panggilan-Nya kepada kita, karena itu mari kita menjalaninya dengan penuh ketaatan dan ketekunan.
Sahabat, perjalanan yang tidak mudah mungkin kita alami. Jalan berliku harus kita jalani. Namun ingatlah: Yesus sudah menjadi yang sulung dari apa yang kita alami dan kita hadapi sebagai orang yang mengikut Dia. Mari kita berjalan dengan langkah tegap. Dia yang kita percayai selalu di depan kita dan menyertai kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarakan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Ceritakan secara singkat bagaimana Sahabat dapat mengenal Yesus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatmu.
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Panggilan Tuhan untuk melayani adalah kasih karunia yang harus disambut dengan spontan, penuh sukacita dan rasa syukur. (pg).