+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

SALAH PERHITUNGAN

SALAH PERHITUNGAN

Saudaraku, manusia bisa salah perhitungan.  Ketika ia melihat sebuah masalah, sebuah benda atau pekerjaan, manusia bisa mengukur kekuatannya untuk menghadapi hal itu.  Namun sikap takabur membuat manusia meleset dalam perhitungannya sehingga ia mengalami kegagalan menyelesaikan masalah  atau memperoleh apa yang diinginkannya.  Mari kita merenungkan Markus 14: 27-31.

Malam itu menjadi malam yang sentimental ketika Yesus berpamitan dengan para murid-Nya.  Petrus merasakan ketegangan itu sehingga ketika Yesus mengatakan bahwa akan ada peristiwa yang mengguncangkan iman mereka, Petrus langsung mengatakan bahwa ia akan tetap kuat, bahkan lebih kuat dari teman-temannya.  Keberanian Petrus ini sebenarnya tidak mengherankan karena Yesus pernah memarahinya karena keyakinan diri yang kebablasan itu (Markus 8:33). 

Petrus memperkirakan bahwa ia akan kuat menghadapi peristiwa besar yang akan mengguncangkan semua murid Yesus.  Tentunya perhitungan Petrus masuk akal karena:

  1. Petrus selalu masuk dalam daftar murid terdekat Yesus bersama Yohanes dan Yakobus (Markus 9:2-13)
  2. Petrus bisa menjawab pertanyaan Yesus dengan tepat tentang kemesiasan-Nya (Markus 8:29)
  3. Seperti murid yang lain, Petrus selalu berada di sekeliling guru-Nya dan tidak menganggap serius apa yang dipercakapkan Sang Guru tentang penderitaan yang akan dijalaniNya untuk mengakhiri misi kedatangan-Nya.

Sebagai seorang nelayan yang berpengalaman dan pengikut Yesus yang setia selama 3 tahun, wajar bila Petrus merasa bahwa ia akan kukuh dan kuat dalam imannya.  Bahkan ketika Yesus menegur keyakinan dirinya yang berlebihan, Petrus makin berani menetapkan target yang tertinggi:  Mati pun dijalani asal bersama Yesus (Markus 14:31).  Wow.  Yesus mungkin tertawa dalam hati sekaligus prihatin dengan sikap Petrus saat mengucapkan sumpah setia yang dalam beberapa jam akan dilanggarnya habis-habisan.

Takabur.  Petrus merasa kuat, namun sebenarnya ia tidaklah sekuat itu.  Manusia memang rentan untuk terinfeksi dengan sikap takabur, salah perhitungan, menganggap remeh.  Itulah sebabnya alangkah baiknya manusia harus selalu penuh dengan kerendahan hati.  Ia menghitung kekuatan dan jujur dengan diri sendiri ketika berhadapan dengan masalah atau mengambil keputusan seperti seorang yang berhitung dulu sebelum membangun menara (Lukas 14:28-30). 

Beriman bukan berarti nekat dan mengabaikan perhitungan.  Namun sebaliknya, beriman bukan berarti ragu dan takut mengambil keputusan. Beriman berarti menaruh semua langkah yang akan diambil di kaki Tuhan dan meraih tangan-Nya serta meminta-Nya menyertai jalan yang akan dilalui. 

Kalau memang lemah, akuilah dan minta Tuhan menyertai.  Kalau memang mampu, tetaplah rendah hati dan minta Tuhan merestui.  Manusia diberi karunia untuk tidak mengetahui masa depan, agar manusia bergantung penuh pada kasih setia-Nya.  Mari jalani kehidupan dengan penyertaan Tuhan agar perhitungan iman tidak meleset dan menimbulkan penyesalan.  Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)

Leave a Reply