+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Restored Mephibosheth

Restored Mephibosheth

DIPULIHKAN. Sahabat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pulih berarti kembali menjadi semula, sembuh, dan menjadi baik lagi. Pulih menunjuk pada sebuah proses dari keadaaan tidak baik menjadi baik kembali.

Simon Petrus yang pernah menyangkal Tuhan Yesus dipulihkan dengan ditanyai kembali komitmennya untuk mengasihi Yesus lebih daripada yang lain. Menyangkal tiga kali, ditanyai tiga kali dan Simon menjawab hanya Tuhan yang tahu bagaimana hatinya setelah dijumpai Yesus.

Saulus, yang semula merupakan pembenci dan pembunuh pengikut Kristus, dipulihkan setelah dicegat Tuhan Yesus di tengah jalan ke Damsyik. Saulus sempat jatuh dari kudanya dan menjadi buta selama tiga hari. Saulus yang kemudian berganti nama menjadi  Paulus, dia dipakai Tuhan menjadi Pemberita Injil yang menjangkau diluar orang-orang Yahudi.

Sahabat, Ketika kita mengalami kesusahan, merasa remuk, dan tidak berdaya, Tuhan Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, dekat dan bersama-sama kita. Ia akan menyembuhkan dan memulihkan keadaaan kita. Karena itu, kita seharusnya tidak terus-menerus merasa terpuruk dan mengalami hidup yang buruk. Kita bangkit dan berdaya karena kasih dan damai sejahtera Tuhan melingkupi kita. 

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 2 Samuel dengan topik: “Restored Mephibosheth (Mefiboset yang Dipulihkan)”. Bacaan Sabda diambil dari 2 Samuel 9:1-13 dengan penekanan pada ayat 7. Sahabat, seorang yang bermusuhan biasanya menyimpan dendam turun-temurun, dendam yang sulit dilupakan, dendam yang diusahakan untuk dibalas. 

Raja Daud dimusuhi Saul, raja pendahulunya. Daud tidak mendendam, malah mengasihi Yonatan, putra Saul. Ia juga ingin menunjukkan kasih Allah kepada keturunan Saul, dan ia menemukan Mefiboset, cucu Saul (Ayat  2 dan 3).

Ketika Daud menjadi raja Israel menggantikan Saul, ia teringat keluarga Yonatan, sahabatnya, dan juga perjanjian dengannya semasa ia masih hidup seperti dikatakan Yonatan kala itu, “Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan kepadaku kasih setia TUHAN? Tetapi jika aku sudah mati, janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku sampai selamanya. …” (1 Samuel 20:14-15a). Itulah sebabnya ketika orang mengabarkan bahwa Mefiboset, salah seorang keluarga Saul, masih hidup segera Daud mengundangnya ke istana. 

Setelah bertemu Daud,  sujudlah Mefiboset dan berkata: “Apakah hambamu ini, sehingga engkau menghiraukan anjing mati seperti aku?” (Ayat 8). Mefiboset merasa tidak layak datang kepada Daud, bahkan ia manyamakan dirinya seperti anjing mati yang tidak berguna; ia sudah kehilangan jati dirinya karena sekian lama telah terbuang.

Sahabat, apa yang dilakukan Daud terhadapnya seperti mimpi yang menjadi kenyataan, laksana hujan yang menghapus kegersangan hati. Citra diri Mefiboset yang negatif berubah karena uluran tangan kasih Daud. Mefiboset telah dipulihkan. 

Perhatian Daud memberikan pengharapan baru, semangat hidupnya kembali timbul karena merasa dihargai; Daud telah membuatnya merasa diterima dan memberinya rasa aman yang lama ia rindukan. Daud berkata, “… Aku hendak menunjukkan kepadanya kasih yang dari Allah. …” (Ayat 3). Namun Daud menegaskan semuanya itu bukan karena kehebatan dan kebaikannya sendiri, melainkan karena tuntunan Tuhan semata. Ia telah terlebih dahulu mengalami pertolongan dan kebaikan Tuhan yang begitu melimpah supaya ia pun dapat menyalurkan kasih itu kepada Mefiboset.

Sahabat, bila saat ini situasi kita sulit seperti Mefiboset, jangan pernah merasa hidup kita tidak berharga. Ingat, ada satu Pribadi yang sangat memerhatikan dan mengasihi kita. Di tangan-Nya ada pemulihan, masa depan, pengharapan pasti: Ia adalah Yesus! Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 7?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Pengorbanan Yesus di kayu salib menjadi bukti Ia sangat mengasihi kita; Ialah yang sanggup memulihkan hubungan kita dengan Allah Bapa dan sesama, serta  menyembuhkan luka-luka batin kita. (pg).

Leave a Reply