+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Vengeance is God’s Right

Vengeance is God’s Right

BALAS DENDAM. Sahabat, dendam yang membara sulit dipadamkan. Dendam itu akan terus-menerus menuntut korban. Pada sekitar tahun 1970-an gedung-gedung bioskop di Indonesia didominasi oleh film-film Kung Fu (Silat) yang diproduksi oleh perusahan perfilman dari Hongkong. Pada umumnya film-film pada waktu itu banyak bertemakan balas dendam. Bahkan dikisahkan, acapkali pembalasan yang dilakukan melebihi hal yang telah dialami sebelumnya.

Balas dendam terjadi sejak awal kehidupan manusia, dan terus berlanjut sampai saat ini dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Ada kecenderungan orang tidak akan merasa puas kalau belum melakukan pembalasan. Bahkan, orang seakan mendapat kepuasan ketika pihak lawan lebih menderita. Mungkin itulah juga penyebab terjadinya main hakim sendiri.

Sesungguhnya pembalasan bukanlah hak kita, melainkan haknya Tuhan. Bagi orang yang menaruh dendam atau niat pembalasan terhadap orang lain, di dalam hatinya tidak ada hal-hal yang positif, melainkan hanya rancangan-rancangan jahat. 

Sahabat, persoalan balas dendam, tidak  diajarkan dalam Alkitab. Pengalaman hidup saya bercerita bahwa sejak saya masih mengikuti Sekolah Minggu, kemudian di Komisi Pemuda, dan kini sudah termasuk kelompok senior, gereja tempat saya berjemaat, justru mengajarkan supaya kita mengasihi musuh, mendoakan musuh, membalas kejahatan dengan kebaikan, dan sangat menekankan cinta damai dan pantang kekerasan.  

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Samuel dengan topik: “Vengeance is God’s Right (Pembalasan itu Hak Tuhan). Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 24:2-23 dengan penekanan pada ayat 7. Sahabat, berbagai upaya dilakukan Saul untuk menghancurkan, dan bahkan membunuh Daud, karena itu ia terus mengejar Daud ke mana pun ia pergi.  Hidup Daud menjadi tidak tenang karena Saul.  Ketika mendengar kabar bahwa Daud berada di padang gurun En-Gedi, segeralah Saul mengajak tiga ribu orang pilihannya untuk mencari keberadaan Daud.

Setelah sampai di tujuan, Saul masuk ke gua hendak membuang hajat, sedangkan Daud dan anak buahnya duduk tepat di belakang gua itu.  Berkatalah orang-orang itu kepada Daud:  “Telah tiba hari yang dikatakan TUHAN kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.”  (Ayat 5).  Itu adalah kesempatan emas bagi Daud untuk melampiaskan dendamnya atas kejahatan yang Saul perbuat.  Tapi apa yang diperbuat Daud? Daud bangun, lalu memotong punca (ujung) jubah Saul dengan diam-diam Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena ia telah memotong punca Saul  (Ayat 5b-6).

Sahabat, sekalipun beroleh kesempatan membalaskan dendamnya, Daud tidak melakukannya.  Sebaliknya ia mengizinkan hatinya dikuasai oleh kasih Tuhan.  Daud melarang anak buahnya untuk menyerang Saul, malah kemudian melepaskan dia pergi:  “TUHAN kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau, TUHAN kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.”  (Ayat 13-14). 

Ribuan tahun kemudian,  “Anak Daud”, yaitu Kristus, juga mengambil keputusan yang sama.  Sekalipun memiliki kuasa, Kristus tidak menggunakan kuasa itu sehingga membiarkan dirinya ditangkap, disalib, dan dipermalukan di atas kayu salib itu demi menggenapi rencana Bapa untuk keselamatan manusia.  Anak Daud berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”  (Lukas 23:34).Kristus justru memohonkan pengampunan atas perbuatan jahat mereka.

Sahabat, sebagai orang percayakita  dituntut untuk meneladani Kristus:  Kita tidak boleh melakukan pembalasan terhadap orang yang berbuat jahat, melainkan mengasihi dan mengampuni! Pembalasan itu hak Tuhan.  Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami dari ayat 19-20?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hatimu: Dalam relasi dengan sesama, terutama mereka yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi kita, jangan biarkan diri kita dikendalikan oleh sikap mereka, sehingga kita tak dapat menyatakan kasih. (pg).

Leave a Reply