Living As A Refugee
PENGUNGSI. Sahabat, pengungsi (pelarian) adalah seseorang atau sekelompok orang yang terpaksa meninggalkan negaranya atau wilayahnya karena ancaman, penganiayaan, perang atau kekerasan. Seorang pengungsi mempunyai ketakutan yang beralasan akan ancaman dari penguasa di negaranya atau kelompok mayoritas. Kemungkinan besar, mereka tidak dapat kembali ke rumah atau takut untuk melakukannya.
Lazimnya setiap pengungsi biasanya ditempatkan di sebuah tempat penampungan untuk memudahkan para relawan mengurusi dan menolong mereka. Lama pengungsi berada di sebuah tempat penampungan tidak dapat diprediksi. Tergantung dari kondisi atau situasi itu sendiri. Biasanya pengungsi diurus oleh pemerintah setempat, tetapi itu tidak menutup kemungkinan para relawan datang untuk membantu.
Dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) saya mendapat informasi bahwa Konvensi 1951 tentang Status Pengungsi, mendefinisikan pengungsi sebagai: “Orang yang dikarenakan oleh ketakutan yang beralasan akan penganiayaan, yang disebabkan oleh alasan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan dalam kelompok sosial dan partai politik tertentu, berada diluar negara kebangsaannya dan tidak menginginkan perlindungan dari negara tersebut.” Ketika pengungsi meninggalkan negara asal atau tempat tinggalnya, mereka meninggalkan hidup, rumah, kepemilikan dan keluarganya.
Pengungsi tersebut tidak dapat dilindungi oleh negara asalnya karena mereka terpaksa meninggalkan negaranya. Karena itu, perlindungan dan bantuan kepada mereka menjadi tanggung jawab komunitas internasional. UNHCR bersama dengan para mitranya mempromosikan aktivitas perlindungan dan program bantuan untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi dan pencari suaka terpenuhi selama mereka menantikan solusi jangka panjang yang paling tepat.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Samuel dengan topik: “Living As A Refugee (Hidup Sebagai Pengungsi)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 21:1-22:5. Sahabat, dalam bacaan kita pada hari ini, perjalanan hidup Daud sepertinya menjauh dari prospek yang mungkin pernah terbayang olehnya, saat ia diurapi Samuel. Hidupnya bukan semakin menanjak menuju puncak karier, malah terus turun ke lembah. Saat itu Daud menjadi pelarian. Ia menjadi seorang pengungsi.
Ada tiga peristiwa yang dicatat dalam bacaan kita pada hari ini menunjukkan betapa tidak nyamannya Daud dalam pengungsian. Pada peristiwa pertama, Daud terpaksa berbohong kepada imam Ahimelekh agar kedatangannya tidak dicurigai. Pelajaran pahit akan diterima Daud kemudian karena kebohongannya itu menjadi malapetaka buat keluarga Ahimelekh (1 Samuel 22:16-17). Daud belajar agar dalam situasi apa pun, dia tidak boleh berbohong, melainkan bersandar kepada Tuhan.
Peristiwa kedua sesungguhnya sangat memalukan. Hal yang ironis terjadi. Pahlawan Israel yang telah mengalahkan pendekar Filistin dan banyak pasukannya, harus lari ke wilayah Filistin demi keselamatannya. Lebih menghancurkan harga diri lagi, Daud harus berpura-pura gila demi menutupi identitasnya sebagai musuh Filistin.
Peristiwa ketiga, dalam pelarian ternyata Daud tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami hal serupa dengan yang dialami Daud, bergabung dengannya. Mereka harus lari dari kenyataan hidup yang keras, walau tidak berarti mereka bisa menghindar dari kesulitan. Hal yang sedikit menghibur hati ialah mereka menjadi satu gerombolan yang termobilisasi dengan baik.
Kita percaya pada pemeliharaan Allah atas orang urapan-Nya. Pemeliharaan Allah tidak berarti pemanjaan, melainkan pendisiplinan. Apa yang Daud alami, merupakan latihan mental untuk siap kelak menjadi pemimpin yang tidak mengulangi kesalahan pemimpin lama, Saul.
Sahabat, mari belajar dari kisah pelarian Daud ini, untuk menjadi lebih bersandar kepada Tuhan daripada mengandalkan hikmat dan kekuatan sendiri. Ada waktunya, dunia berupaya menghancurkan orang percaya dari iman mereka kepada-Nya. Saat-saat seperti itu, kita boleh tetap percaya dan mengandalkan Tuhan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari 1 Samuel 21:13-15?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Dalam situasi apa pun, marilah kita belajar bersandar kepada-Nya. Dalam Tuhan, selalu ada jalan keluar atas segala permasalahan hidup kita. (pg).