+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Break the Worry Shackles

Break the Worry Shackles

KEKHAWATIRAN DAN KECEMASAN. Sahabat, ada cukup banyak orang sering menggunakan istilah kekhawatiran untuk menunjuk kondisi kecemasan dan begitu juga sebaliknya. Kekhawatiran sering dianggap sinonim dari  kecemasan. Namun, dari beberapa literatur yang saya baca, sesungguhnya kekhawatiran  dan kecemasan itu tidak sama, selain itu kekahwatiran dan kecemasan   memberikan dampak yang berbeda terhadap emosi dan kesehatan psikologis kita.

Kekhawatiran  berbicara tentang segi kognitif atau berpikir tentang masalah atau ketakutan yang menyebabkan rasa takut itu. Khawatir adalah berpikir tentang hal-hal di depan yang menciptakan perasaan cemas. Khawatir merupakan proses berpikir. Berpikir hal-hal yang membangunkan ketakutan dan akan mencuri sukacita kita.

Sedangkan kecemasan merupakan antisipasi terhadap ancaman-ancaman ke depan ditandai dengan kegelisahan mendalam. Misalnya, apakah kemarau kering di Indonesia benar-benar akan berakhir pada awal November 2023? Ketika kecemasan membelenggu kita,  dia akan mencuri damai kita.

Kekhawatiran memicu pengidapnya untuk menyelesaikan masalah, sedangkan kecemasan tidak. Kekhawatiran dapat membuat kita berpikir untuk mencari solusi dan strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sedangkan kecemasan, ibarat roda hamster yang hanya membuat kita berputar-putar tanpa membawa ke solusi yang produktif. Hal ini karena sifat kecemasan yang meluas membuat seseorang yang mengalaminya menjadi lemah dan tidak bisa mencari penyelesaian masalah.

Rasa khawatir menyebabkan tekanan emosional ringan, sedangkan kecemasan memberi tekanan emosional yang parah. Kecemasan merupakan kondisi psikologis yang jauh lebih kuat daripada kekhawatiran. Itulah sebabnya kecemasan dapat lebih mengganggu dan menimbulkan masalah pada pengidapnya.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab 1 Samuel dengan topik: “Break the Worry Shackles (Patahkan Belenggu Kekhawatiran)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 27:1-12 dengan penekanan pada ayat 1-2. Sahabat, Alkitab mencatat bahwa sejak Daud mampu mengalahkan Goliat timbullah kebencian dan iri hati dalam diri Saul terhadapnya.  Berbagai upaya dilakukan Saul untuk dapat menghabisi nyawa Daud, tapi selalu berujung pada kegagalan. 

Sebaliknya Daud punya kesempatan sebanyak 2 kali untuk membunuh Saul, tapi tak dilakukannya,  sehingga  berkatalah Saul kepada Daud,  “Diberkatilah kiranya engkau, anakku Daud. Apa jua pun yang kauperbuat, pastilah engkau sanggup melakukannya.” Lalu pergilah Daud meneruskan perjalanannya dan pulanglah Saul ke tempatnya.  (1 Samuel 26:25).

Daud sangat percaya bahwa Tuhan tak pernah melepaskan tangan-Nya untuk selalu menopang hidupnya, dan Ia berkuasa untuk melepaskannya dari tangan Saul.  Namun ayat 1  mengindikasikan bahwa Daud sedang mengalami keruntuhan iman sehingga kekhawatiran membayangi langkahnya.  Ia pun memutuskan untuk lari ke negeri orang Filistin. 

Sahabat, Daud terus membayangkan hal-hal yang buruk itu akan terjadi.  Akibatnya Daud lupa akan kedahsyatan kuasa Tuhan yang berulangkali sanggup melepaskannya dari rancangan-rancangan jahat manusia dan juga melepaskannya dari binatang buas, saat ia masih menggembalakan kambing domba. 

Demikian pula dalam hidup ini, seringkali kita mengkhawatirkan sesuatu yang buruk terjadi.  Kita membiarkan hati dan pikiran kita dibelenggu oleh kekhawatiran yang sedemikian menyiksa.

Ahli kejiwaan meneliti dan mendeskripsikan tetang kekhawatiran:  40% kekhawatiran manusia adalah mengenai hal-hal yang tidak terjadi, 30% mengenai hal yang sudah terjadi, 12% mengenai kesehatan, dan 10% mengenai keresahan sehari-hari.  Jadi 92% kekhawatiran kita sesungguhnya tidak berdasar pada alasan yang kuat. 

Sahabat, kekhawatiran itu ibarat kursi goyang yang tidak akan membawa kita ke mana-mana dan tidak akan mengubah keadaan kita.  Belenggu kekhawatiran itulah yang membawa Daud kehilangan akal sehatnya dengan mencari pertolongan ke negeri orang Filistin. Karena itu kita perlu mematahkan belenggu kekhawatiran yang melilit kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan Apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang sahabat pahami tentang kekhawatiran?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mari belajar untuk tidak mengulang kesalahan Daud. Kita belajar memercayakan diri sepenuhnya  kepada
pemeliharaan Tuhan. (pg).

Leave a Reply