Abigail Heroism
MENJADI BIJAKSANA. Sahabat, orang yang bijaksana adalah mereka yang selalu berpikir dengan tenang dalam menghadapi segala permasalahan dan memiliki pandangan yang luas dalam menjalani hidup. Sikap bijaksana adalah sikap yang tepat dalam menyikapi setiap keadaan dan peristiwa sehingga memancarlah keadilan, serta kerendahan dan kebeningan hati.
Sering kita berpikir bahwa kebijaksanaan hanya bisa diperoleh orang yang sudah dewasa dan memiliki pengalaman hidup yang banyak, yang sudah banyak makan asam garam. Namun, banyak fakta menunjukkan bahwa tidak semua orang dewasa merupakan orang yang bijaksana. Hal tersebut membuktikan bahwa pengalaman dan usia bukan jaminan seseorang menjadi bijaksana.
Lalu, bagaimana untuk menumbuhkan kebijaksanaan? Pengamsal memberi tiga langkah. Pertama, bersahabatlah dengan orang-orang yang bijaksana (Amsal 3:1). Kita bisa menimba pengetahuan dan pengalaman mereka. Kedua, jangan menganggap diri lebih pandai dan hebat daripada orang lain (Amsal 3:7). Prinsip ini terkait erat dengan prinsip pertama. Orang yang sombong pasti tidak mau mendengar dan menerima nasihat orang lain. Ketiga, milikilah keyakinan yang kuat pada kasih setia Tuhan atas kita (Amsal 3:3). Hal tersebut penting karena sering kali kita harus mengambil keputusan penting dalam situasi yang genting. Bila kita tidak percaya pada pemeliharaan Tuhan yang sempurna maka kita mudah dilanda kepanikan. Kita akan sulit mengambil keputusan yang bijaksana bila kita sedang panik.
Sekali lagi, kebijaksanaan bukanlah sesuatu yang sekejap ada dalam diri kita saat kita dilahirkan baru. Kita harus terus melatih dan mengembangkan kebijaksanaan. Mari kita mulai dengan mengambil keputusan yang bijaksana dalam perkara-perkara yang kecil sehingga kita lebih siap mengambil keputusan yang bijaksana dalam perkara-perkara yang lebih besar (Lukas 16:10).
Hari ini kita akan melanjutkan belajar kitab 1 Samuel dengan topik: “Abigail Heroism (Kepahlawanan Abigail)”. Bacaan Sabda diambil dari 1 Samuel 25:2-44. Sahabat, secara sederhana, terdapat dua sikap manusia: Sikap bodoh dan sikap bijaksana. Sikap bodoh itu hanya berpikir pendek. Sikap bijak dapat melihat jauh ke depan, memperhitungkan segala sesuatu dan memilih yang terbaik. Orang bijaksana akan mampu meraih masa depan yang lebih baik.
Nabal dan Abigail adalah sepasang suami istri yang kaya. Keduanya memiliki sikap hidup yang berbeda. Nabal disebutkan kasar dan jahat, sedangkan, Abigail bijaksana dan cantik (Ayat 3). Daud yang hidup dalam pelarian, membutuhkan dukungan bahan pangan. Ia meminta Nabal untuk memberikan dukungan (ayat 8). Salah satu alasan Daud bertindak demikian adalah selama ini domba milik Nabal dilindungi oleh para prajuritnya. Nabal menolak. Malahan, ia merendahkan Daud dengan mempertanyakan siapakah Daud (Ayat 10). Tindakan Nabal dimaknai oleh Daud sebagai penghinaan (Ayat 14).
Hal itu mengesalkan hati Daud. Daud memutuskan untuk membalas (Ayat 13). Tindakan Daud didengar oleh Abigail. Segera Abigail menyiapkan berbagai bahan makanan untuk diberikan kepada Daud (Ayat 18). Setelah berjumpa, ia bersujud di hadapan Daud dan meminta pengampunan (Ayat 24). Tindakan Abigail mengundang pujian dari Daud. Daud bahkan menyebut Abigail telah menolongnya untuk tidak menumpahkan darah orang tidak berdosa (Ayat 34).
Sementara itu, Nabal hidup bersenang-senang dalam kemabukan. Ia seolah tidak peduli pada apa pun, termasuk masa depan (Ayat36). Nabal tewas terkena serangan jantung (Ayat 37). Setelah kematian Nabal, Daud mengingat kebijakan Abigail. Lalu, ia mempersunting Abigail menjadi istriya (Ayat 39).
Sikap bijaksana Abigail membuahkan berkat. Ia tidak hanya selamat dari rencana serangan Daud, ia dipersunting Daud menjadi istrinya. Cara bijaksana membawa Abigail pada kehidupan yang lebih baik. Bukan hanya itu, kepahlawanan Abigail menyelamat banyak nyawa. Kepahlawanan Abigail telah menolong Daud untuk tidak bertindak membabi buta yang mengakibatkan pertumpahan darah.
Sahabat, kita dituntut untuk bijaksana dalam merespons ragam peristiwa kehidupan. Menjadi bijaksana membuat kita mampu menyongsong masa depan gemilang yang Allah telah sediakan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 32-33?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kebijaksanaan adalah ketrampilan yang harus selalu diasah. (pg).