TULUSKAH AKU?
Saudaraku, ego manusia selalu menyusup dalam tindakan-tindakan yang nampaknya tulus dan baik. Apa yang nampaknya memperjuangkan banyak orang, ternyata selalu ada sisipan ego di dalamnya. Tetap manusia berusaha untuk memperjuangkan dirinya sendiri. Yesus berhadapan dengan manusia-manusia seperti ini selama Ia ada di dunia dan sikap yang diambil-Nya untuk merespons ego manusia, sungguh menarik. Mari renungkan Matius 20:20-28 .
Tidak ada yang menyangka kalau Bu Zebedeus akan menghadap Yesus demi memperjuangkan kedua anaknya. Kalau melihat hubungan kekerabatan, Yesus memang masih sepupu Yohanes dan Yakobus. Agaknya Yohanes dan Yakobus memakai kuasa ibunya yang adalah bibi Yesus untuk memperoleh apa yang dianggapnya sangat penting, yaitu kedudukan tinggi dalam kerajaan surga. Harapan mereka adalah Yesus segan pada bibinya dan mau mengabulkan permintaannya, yang sebenarnya adalah ambisi Yohanes dan Yakobus sendiri. Kesepuluh murid marah saat mendengar perbuatan kedua bersaudara itu. Namun dibalik kemarahan mereka ada hal yang menarik untuk direnungkan:
- Alasan mereka marah kepada Yohanes dan Yakobus.
Kalau saudara berpikir bahwa para murid gusar karena memandang buruk ambisi Yohanes dan Yakobus, dugaan itu tidak sepenuhnya benar. Pada pasal 18:1-5 para murid sudah mempertengkarkan mengenai siapa yang terbesar diantara mereka, sehingga bisa dipastikan kedua belas orang itu memiliki tujuan yang sama. Mereka marah karena Yohanes dan Yakobus mengambil langkah cepat dengan memanfaatkan hubungan kekerabatan dengan Yesus sehingga khawatir kalau Yesus akan menyerahkan otoritas pada kedua sepupu-Nya. Kemarahan mereka bukan karena ketidak adilan, namun karena ego mereka dilangkahi oleh kawan mereka sendiri. Mereka takut tidak mendapat jatah menjadi pemimpin dalam kerajaan surga.
- Sikap Yesus terhadap kemarahan mereka.
Yesus memaklumi kemarahan mereka, namun tidak menurunkan standar mengenai siapa yang berhak menjadi penguasa kerajaan surga. Yesus tetap bersikukuh bahwa siapa yang terbesar, ia harus menjadi pelayan dari semuanya. Yesus tegas mengatakan bahwa apapun jenis hubungan dengan-Nya, siapapun yang menjadi pelayan maka dialah yang layak dihargai dalam kerajaan Allah. Maka Yesus menegur kesepuluh murid itu agar menghentikan kegusaran kepada Yohanes dan Yakobus.
Betapa sering seorang berusaha menyembunyikan agenda yang sesugguhnya dibalik sikap yang nampaknya benar. Seakan membela orang lain namun sebenarnya memperjuangkan diri sendiri. Yesus tahu benar apa yang ada di hati manusia, maka tidak perlu untuk bersikap munafik. Yesus tidak akan menurunkan standar hanya karena sikap ego yang dibungkus dengan tindakan rohani yang nampaknya benar. Yesus tidak dapat dibohongi dengan kamuflase rohani.
Oleh karena itu mari belajar menguji hati sebelum merespons sesuatu: Apakah ini murni untuk kebaikan bersama atau hanya memperjuangkan ego sendiri. Yesus menginginkan umat-Nya tulus dan belajar untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Mari belajar untuk hidup dalam ketulusan sehingga Tuhan makin berkenan. Selamat bertumbuh dewasa. (Ag)