+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

The Heroic Story of Samson

The Heroic Story of Samson

PAHLAWAN. Sahabat, pahlawan merupakan sebutan bagi mereka yang sangat berjasa bagi bangsa dan negara. Pahlawan tidak hanya mengorbankan waktu dan tenaga, namun juga rela mengorbankan nyawanya demi kepentingan bangsa serta negara.

Dari  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) saya mendapat informasi bahwa pahlawan dimaknai sebagai orang yang menonjol karena keberanian serta pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pahlawan adalah pejuang yang gagah berani.

Dalam membela kebenaran, pahlawan harus mengorbankan tenaga, pemikiran, waktu, bahkan nyawa. Pahlawan tidak berjuang untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk kepentingan masyarakat, bangsa, serta negara.

Nilai-nilai yang dimiliki seorang pahlawan: 1. Rela berkorban; 2. Mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi; 3. Pantang mundur; 4. Cinta tanah air; 5. Ikhlas dan tanpa pamrih.

Nilai-nilai tersebut harus kita tanamkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan komunitas kita. Contohnya dengan mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri, serta menanamkan cinta tanah air.

Dengan menerapkan nilai-nilai yang dimiliki pahlawan, kita bisa menjadi manusia yang tangguh. Selain itu, kehidupan masyarakat akan menjadi lebih tentram, damai, aman, serta terhindar dari konflik yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan Indonesia.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Hakim-Hakim dengan topik: “The Heroic Story of Samson (Kisah Kepahlawanan Simson)”. Bacaan Sabda diambil dari Hakim-Hakim 15:1-20. Sahabat, Simson ingin rujuk dengan istrinya. Ia datang sambil membawa buah tangan. Namun, ia ditolak mertuanya karena istrinya telah diberikan kepada orang lain. Lalu mertuanya menawarkan si adik sebagai pengganti. Hal itu merupakan penghinaan terhadap Simson. Sebab pernikahan semacam itu dilarang dalam Hukum Taurat (Imamat 18:18).

Simson tidak membalas penghinaan itu dengan melukai istri atau mertuanya. Ia membakar hasil panen kepunyaan orang-orang Filistin. Hal tersebut tentu menimbulkan kerugian yang amat besar. Akibatnya, mereka marah dan membakar mertua dan istri Simson. Dendam tersebut dianggap sebagai persoalan keluarga bagi orang-orang Filistin. Sementara bagi Simson, perbuatannya itu bertujuan untuk menjatuhkan bangsa Filistin.

Simson membalas perbuatan tersebut dengan membantai mereka. Kemudian, ia menyerahkan diri kepada orang-orang Yehuda untuk melindungi mereka dari amarah orang-orang Filistin. Orang Filistin menyangka telah berhasil menundukkan Simson. Pada saat itu ia memutuskan tali pengikatnya dan membunuh 1.000 orang Filistin dengan tulang rahang keledai. Hal itu menunjukkan adanya kekuatan Allah yang membuatnya mampu melakukan tindakan itu.

Sahabat, cerita Simson merupakan kisah kepahlawanan yang menginspirasi umat agar berani menghadapi masa sulit serta tetap memiliki pengharapan. Saat ini tidak ada musuh (fisik) yang harus kita lawan seperti orang Filistin. Namun, tetap dibutuhkan orang berjiwa pahlawan yang berani menghadapi masalah, rela berkorban, dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebab, masalah ada bukan untuk melemahkan, tetapi untuk mengasah jiwa kepahlawanan di dalam diri kita.

Dengan berdoa kita tidak hanya menunggu bantuan saat menghadapi kesulitan. Mintalah penyertaan Roh Tuhan agar kita menjadi kuat dalam menanggulangi masalah. Pada zaman ini yang harus dikalahkan adalah sikap semena-mena yang bisa muncul pada diri siapa saja. Kita mesti rela berkorban demi keadilan dan kedamaian. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?

Apa yang Sahabat pahami dari ayat 11-13?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mari datang  kepada Yesus, Juru Selamat yang sanggup memberikan pembebasan sempurna. (pg).   

Leave a Reply