+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

Rise Up from The Breakdown of Life

Rise Up from The Breakdown of Life

KETERPURUKAN HIDUP. Sahabat, keterpurukan merupakan kondisi ketika kita berada di posisi pada titik nadir terendah dari kekecewaan serta kegalauan. Di kala kita  terpuruk bermacam perasaan pilu dan risau kita rasakan. Tidak ada hal lain yang dapat dicoba selain bersabar dan ikhlas dalam menghadapi keterpurukan hidup.

Sesudah kita dapat menerima keterpurukan tersebut,  langkah berikutnya ialah bangkit dari keterpurukan hidup. Kita tidak boleh tenggelam dalam kesedihan, kita mesti melakukan  sesuatu untuk dapat bangkit dari keterpurukan. Keterpurukan bukan untuk direnungkan tetapi dicarikan pemecahan terbaik supaya dapat bangkit kembali.

Meski penyebabnya bukan salah kita, racunnya senantiasa didalam diri kita. Bisa saja orang lain yang  membuat kita sakit hati, suasana bisa jadi mengakibatkan kita gagal. Keadaan bisa jadi belum berpihak kepada kita, tetapi bila yang dilakukan hanyalah menyalahkan orang lain tanpa menyadari kalau racun yang sebetulnya terdapat didalam diri kita, hampir pasti kondisi tidak akan berganti jadi lebih baik.

Sahabat, apapun yang terjadi pada diri kita, baik itu salah diri sendiri, atau salah orang lain, akan sangat salah bila kita dendam dan menyalahkan orang lain. Obatilah luka hati dan membetulkan diri hingga kita akan memperoleh yang lebih baik lagi.

Hari ini kita akan melanjutkan untuk belajar dari kitab Hakim-Hakim dengan topik: “Rise Up from The Breakdown of Life (Bangkit dari Keterpurukan Hidup)”. Bacaan Sabda diambil dari Hakim-Hakim 16:23-31 dengan penekanan pada ayat 28. Sahabat, pernahkah kita mengambil keputusan yang gegabah? Saya rasa hampir setiap orang pernah melakukannya, termasuk saya tentunya. Keputusan yang gegabah bisa berakibat fatal: Kebangkrutan, keterpurukan, kejatuhan, kegagalan, kerugian.  dan hal-hal menyedihkan lainnya. Itulah yang dialami Simson, orang terkuat di sepanjang sejarah. Dengan kekuatan yang dimilikinya, harusnya ia melakukan perkara-perkara hebat bagi bangsa Israel.

Nyatanya, Simson tidak melakukan hal tersebut. Ia malah asyik memuaskan hawa nafsunya, sikap egoisnya, dan kesombongannya. Begitu sombongnya Simson, seolah-olah ia merupakan orang yang tak terkalahkan. Simson lupa bahwa musuh sedang mengincar titik lemahnya. Dengan cara licik, melalui bujuk rayu Delila, akhirnya kelemahan Simson terbongkar. Rambutnya dipotong, kekuatannya dilucuti, dan ia pun ditawan musuh!

Sahabat, tidak hanya menjadi tawanan biasa, Simson diperlakukan lebih buruk dari itu. Matanya dicungkil dan ia disuruh melawak di hadapan pembesar-pembesar Filistin. Bisakah Sahabat membayangkan,  seorang hakim, seorang nazir Allah, seorang pahlawan tiba-tiba menjadi “pelawak” karena kebodohan yang telah dilakukannya? Kita bisa membayangkan betapa menyesalnya Simson atas keteledoran dan kebodohan yang telah dilakukannya. Kita dengan mudah akan menghakimi Simson yang sedemikian bodoh sehingga gampang dipecundangi oleh Delila.

Syukur, cerita tidak berhenti sampai di situ. Simson menyesal, tapi ia tidak larut dalam penyesalan secara terus menerus. la berani bangkit. Simson minta kepada Tuhan agar diberikan kesempatan sekali lagi agar ia bisa menggunakan sisa hidupnya untuk membela umat Israel. Tuhan memberi kekuatan sekali lagi kepadanya dan Simson tidak menyia-nyiakan kesempatan itu! (Ayat 28).

Sahabat, jika kita telah membuat keputusan yang gegabah pada masa lalu, bukan berarti kita harus larut dengan penyesalan secara terus menerus. Beranilah untuk bangkit. Berdoalah agar Tuhan memberikan kesempatan kedua kepada kita. Ketika kesempatan itu datang, jangan pernah menyia-nyiakannya. Siapa pun yang gagal, biarlah hari ini ia bangkit kembali! Kita boleh gagal, yang tidak boleh adalah menyerah kalah dalam kegagalan. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami tentang keterpurukan hidup?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Kita mesti selalu waspada dan mengasah kepekaan batin agar  lebih fokus kepada Tuhan. (pg).

Leave a Reply