KALAU BUKAN TUHAN
Hari ini saya mengajak Saudara untuk belajar dari kitab Mazmur dengan topik: “Kalau Bukan Tuhan”. Bacaan renungan saya ambil dari Mazmur 127:1-5. Bacaan kita pada hari ini dibuka dengan: “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.” (Ayat 1)
Saudara, nas kita mau mengatakan: Membangun apa pun, rumah, keluarga, bahkan kota tanpa melibatkan dan mengandalkan Tuhan bisa sia-sia alias gagal.
Ada banyak contoh: Pertama, tenggelamnya kapal Titanic yang tadinya dibanggakan sebagai “kapal yang tak terkalahkan”, bahkan salah seorang awak kapal membanggakan kapalnya di hadapan penumpang dengan berkata: “Bahkan, Tuhan sendiri tidak mampu menenggelamkan kapal ini.” Ternyata di luar dugaan ada perubahan iklim dan suhu sehingga arus laut menggeser arah dan kecepatan gunung es yang ditabraknya. Kedua, meledaknya pesawat Challenger STS-51 pada detik ke 73 peluncuran ke angkasa setinggi 14 KM dari bumi. Ketiga, hancurnya gedung WTC di New York yang mengorbankan 3.000 jiwa dalam hitungan menit.
Mungkin kita sudah berdoa, tetapi ingat kita tidak boleh mengandalkan manusia dan canggihnya teknologi. Bahkan dikatakan dalam Yeremia 17:5-8, “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.”
Saudara, di balik musibah Challenger itu ada seorang astronaut perempuan, Sharon Christa McAuliffe, seorang guru asal Concord, New Hampshire, Amerika Serikat yang bersyukur. Ia sukses menyingkirkan lebih dari 11.000 pelamar program NASA Teacher dan lolos melampaui banyak tes, tetapi entah mengapa tiba-tiba dibatalkan. Tadinya ia sangat kecewa dan marah, karena ia sudah banyak berdoa dan yakin. Ia menangis sedih dan konseling pada ayahnya yang menghibur dia dengan berkata: “Tidak apa, kalau kamu sudah berdoa tetapi Tuhan mengizinkan ini terjadi, artinya Allah yang mahatahui, mengerti bahwa itu yang terbaik bagimu.”
Walaupun dengan marah, kecewa dan sedih ia tetap datang menyaksikan peluncuran Challenger, dan apa yang terjadi 73 detik kemudian pesawat itu meledak dan menewaskan semua astronautnya, hancur berkeping-keping. Amerika dan dunia berduka; tetapi dia bersyukur dan minta ampun, karena ingat dan mengerti kata-kata ayahnya: “Kalau engkau sudah melibatkan Tuhan tetapi hal itu yang terjadi, percayalah pasti ada maksud Tuhan yang terbaik bagimu.” Sharon terselamatkan dan hidup, kesaksiannya telah menjadi berkat bagi banyak orang.
Saudara, selanjutnya saya mengajak untuk membaca dari Ibrani 3:3-5, “Sebab Ia (Yesus) dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, …”
Ternyata, Yesus ialah Arsitek Agung yang melebihi hebatnya sebuah bangunan dan kota, melebih Musa, YESUS-lah yang harus kita ANDALKAN. Belajar dari murid-murid Yesus, mari kita tidak lupa, mengundang Yesus masuk dalam perahu kehidupan kita, walaupun nampaknya tidur tetapi Ia Tuhan, tidak tinggal diam tetapi bertindak pada saatnya pada waktu badai dan gelombang menerjang (Matius 8:23-27).
Maka tidak heran rasul Paulus yang kita kenal sebagai rasul yang hebat, dengan kerendahan hati menyimpulkan sebagai berikut: Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36). (Ach).