God’s Ways are Unfathomable
JALAN TUHAN. Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa Tuhan selalu rindu untuk memberkati dan menolong anak-anak-Nya, namun kita harus tahu pula bahwa Tuhan punya seribu satu jalan untuk menggenapinya. Acap kali jalan yang dipakai Tuhan itu ajaib, tidak pernah terpikirkan oleh kita, tidak terselami, bahkan tidak mampu dipecahkan dengan akal logika kita.
Coba kita simak beberapa contoh yang terdapat di dalam Alkitab. Lihat bagaimana Tuhan menolong Elia lewat burung-burung gagak yang membawa roti dan daging setiap pagi dan petang ketika ia berada di sungai Kerit (1 Raja Raja 17:1-6). Lalu lihatlah bagaimana Tuhan menolong seorang janda yang terjerat hutang lewat sedikit sisa minyak yang ia miliki. Tuhan sanggup mengisi bejana-bejana hingga melimpah, lalu menyuruh perempuan itu pergi menjual minyak untuk menutupi hutangnya. Bahkan begitu melimpah sehingga si janda masih memiliki sisa uang yang bisa ia pakai untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya (2 Raja Raja 4:1-7).
Sahabat, masih ingatkah dengan kisah Perkawinan di Kana? Yesus mengatasi masalah kehabisan anggur hingga berlimpah-limpah? (Yohanes 2:1-11), atau mengenai penggandaan lima roti dan dua ikan yang dimiliki seorang anak kecil untuk memberi makan lebih dari 5000 orang? (Matius 14:13-21). Itu baru beberapa contoh saja, karena ada ratusan contoh di dalam Alkitab yang mencatat bagaimana bervariasinya perbuatan ajaib yang dilakukan Tuhan untuk menolong dan memberkati anak-anak-Nya.
Maka tak heran kalau rasul Paulus menulis kepada jemaat Roma sebagai berikut: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!” (Roma 11:33).
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Hakim-Hakim dengan topik: “God’s Ways are Unfathomable (Jalan Allah Tak Terselami)”. Bacaan Sabda diambil dari Hakim-Hakim 14:1-20 dengan penekanan pada ayat 4. Sahabat, Simson telah ditetapkan TUHAN untuk menjadi seorang nazir Allah sejak masih dalam kandungan ibunya. Akan tetapi, ternyata bahwa cara hidup Simson amat kacau sejak masa mudanya. Orang tuanya sangat kecewa saat mengetahui bahwa Simson telah jatuh cinta kepada seorang perempuan Filistin yang tinggal di Timna dan memaksa untuk menikahi perempuan itu, padahal orang Israel sudah diperintahkan agar jangan mengambil istri dari bangsa lain (Ulangan 7:3-4).
Dari sisi manusiawi, kita menyesalkan keinginan Simson itu. Akan tetapi, penulis kitab Hakim-hakim menjelaskan bahwa peristiwa itu sengaja diizinkan terjadi oleh Allah dengan maksud supaya Simson mencari gara-gara terhadap orang Filistin (Ayat 4). Saat pesta pernikahan berlangsung, Simson bertaruh dengan tiga puluh pemuda Filistin dengan cara mengajukan sebuah teka-teki. Ternyata bahwa istrinya berkhianat, sehingga Simson kalah bertaruh dan harus membayar kekalahannya dengan memberikan tiga puluh pakaian dalam dan tiga puluh pakaian kebesaran.
Kemarahan Simson dilampiaskan dengan membunuh tiga puluh orang Filistin di Askelon dan merampas pakaian mereka sebagai pembayar kekalahan dalam bertaruh. Dengan demikian, mulailah bibit permusuhan di antara Simson dengan orang Filistin. Bibit permusuhan ini masih ditambah dengan keputusan keliru yang dilakukan ayah ibu mertua Simson yang memberikan istri Simson kepada kawannya sendiri.
Sahabat, cara Allah bekerja tidak selalu mudah diduga. Dari sisi manusiawi, kita akan cenderung beranggapan bahwa Simson telah mencari masalah sendiri dengan menikahi seorang perempuan Filistin yang tidak setia serta bertaruh dengan para pemuda Filistin yang licik. Bagi orang tuanya pun, permintaan Simson untuk menikahi seorang perempuan Filistin merupakan permintaan yang menyakitkan hati.
Kita tak akan menduga bahwa hal-hal buruk semacam itu bisa dipakai Allah untuk mencapai maksud yang baik bagi umat-Nya. Dalam hidup kita, kita tidak selalu bisa menyelami mengapa Allah kadang-kadang mengizinkan terjadinya kegagalan, kecelakaan, penyakit berat, wabah, bencana alam, dan hal-hal buruk lainnya menimpa umat-Nya.
Apakah kita menyadari bahwa cara kerja Allah tidak selalu bisa kita duga dan selami, bahwa apa yang nampak buruk dalam pemahaman kita bisa saja dipakai Allah untuk kebaikan kita? (Yesaya 55:8-9; Yeremia 29:11). Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan mau kita senantiasa sadar: Kekuatan diberikan untuk memuliakan Dia dan memberkati sesama. (pg)