Love and Punishment
KASIH DAN HUKUMAN. Sahabat, bapak Ev. Andreas Christanday, Ketua Pembina Yayasan Christopherus sering menyampaikan ungkapan: “Anda dapat memberi tanpa mengasihi, tetapi Anda tidak dapat mengasihi tanpa memberi”? Saya setuju dan mengamini pernyataan tersebut karena itu merupakan kenyataan hidup yang kita hadapi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kasih kerap kali diidentikkan dengan tindakan memberi. Pemahaman tersebut tidak keliru, hanya kurang lengkap, karena kasih bisa juga diwujudkan dalam bentuk hukuman. Tujuannya, supaya orang yang dikasihi menyadari kesalahannya.
Sahabat, dalam kehidupan bermasyarakat, saya sering menerima pertanyaan, “Jika Tuhan mengasihi, mengapa Dia menghukum?” Itulah beda mengasihi dan mengasihani. Jika hidup kita mesti mengalami masa yang sesak, ingatlah: Tuhan sedang mendidik kita. Dia ingin supaya kita belajar untuk menjadi dewasa.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Hosea dengan topik: “Love and Punishment (Kasih dan Hukuman)”. Bacaan Sabda diambil dari Hosea 5:8 – 6:6 dengan penekanan pada Hosea 6:1. Sahabat, jika ada orang yang berpura-pura meminta ampun kepada kita atas kesalahannya, dan kita tahu hal itu, apakah kita mau memaafkannya? Jika ada orang yang bersikap manis hanya agar hukuman tidak dijatuhkan kepadanya, lalu setelah itu ia akan berbuat kesalahan yang sama, bagaimana sikap kita?
Nabi Hosea menyampaikan seruan kasih dan hukuman Tuhan kepada umat Israel yang pada saat itu hidup dalam penyembahan berhala dan kefasikan. Digambarkan di sini, Efraim terserang penyakit dan Yehuda terserang bisul. Bukannya berlari kepada Tuhan, mereka malah ke Asyur, minta penyembuhan kepada Raja ‘Agung’ (5:13). Akibat ketidaksetiaannya, mereka menerima hukuman yang tidak ringan: Tuhan “menerkam” dan “memukul” mereka (6:1).
Tuhan menghendaki umat pilihan hidup setia dan percaya kepada Pribadi dan kuasa-Nya, bukan kepada berhala atau ilah lain. Tuhan menghukum supaya hidup umat pilihan kembali seturut perintah-Nya. Dalam hukuman terselip kasih Tuhan kepada Israel. Siapa pun yang berbalik; mengaku salah dan mencari wajah-Nya (5:15) akan Dia pulihkan, Dia “sembuhkan” dan “balut” (6:1) serta Dia “hidupkan” (6:2).
Kita meyakini bahwa Tuhan mengasihi kita. Namun, saat kita membelakangi Tuhan, kasih-Nya kerap kali dinyatakan melalui penghukuman. Hukuman menjadi sarana Tuhan mendisiplin kita. Bagaimanakah respons kita saat menerima disiplin dari Tuhan?
Sahabat, bersyukurlah untuk kasih-Nya. Jangan mengeraskan hati. Kini saatnya berbalik, mengaku bersalah, dan kembali mencari wajah-Nya. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami dari Hosea 5:15?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Menegur yang salah bukan karena kita membenci. Itu karena kita mengasihinya, seperti Tuhan mengasihi kita, Dia pasti menegur jika kita berbuat salah. (pg).