God’s Forgiveness and Restoration for His People
MEZBAH. Pada umumnya mezbah adalah sebuah tempat persembahan korban. Mezbah juga bisa diartikan sebagai sebuah peringatan, artinya: untuk mengingatkan kembali pada suatu pengalaman pertemuan dengan Allah yang luar biasa. Mezbah menandai tempat-tempat pengembaraan para nenek moyang bangsa Israel (Kejadian 12:8; 13:4; 26:25; 33:20). Allah mengadakan hubungan dengan umat-Nya. Oleh sebab itu orang berusaha mengadakan sebuah mezbah tunggal, yang dijadikan sumber kekuatan dan gambaran persatuan bangsa Israel (2 Tawarikh 3:12).
Kemuliaan Allah kembali hadir dalam Bait Suci. Pertanyaannya adalah bagaimana ibadah pada Allah diwujudkan? Salah satu unsur penting dalam Bait Suci terpusat pada mezbah.
Hari ini kita Kembali belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “God’s Forgiveness and Restoration for His People (Pengampunan dan Pemulihan Allah terhadap Umat-Nya)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 43:1-27 dengan penekanan pada ayat 9. Sahabat, akibat segala kekejian yang dilakukan umat Israel dalam Bait Suci, kemuliaan Tuhan meninggalkan bait-Nya (Yehezkiel 8:1-11:25).
Inilah klimaks dari seluruh penglihatan Yehezkiel, yaitu kemuliaan Allah telah meninggalkan Bait Suci akibat dosa umat-Nya (Yehezkiel 10:18-20). Melalui pintu gerbang Timur kemuliaan Allah meninggalkan Bait Suci yang lama (Yehezkiel 10:19). Melalui pintu gerbang Timur pula kemuliaan Allah kembali (Ayat 2 dan 4). Penglihatan ini menyatakan pengampunan dan pemulihan Allah terhadap umat-Nya.
Allah sendiri menyatakan bahwa Bait Suci adalah tempat takhta dan tapak kaki-Nya. Ia akan menjaga Israel tidak menajiskan nama-Nya. Segala kenajisan Israel akan disingkirkan karena raja mereka adalah Allah yang kudus. Dinding yang melingkupi kompleks Bait Suci memisahkan segala kenajisan dari kesucian Allah yang hadir dalam hidup mereka (Ayat 7-9).
Yehezkiel disuruh menggambarkan rancangan Bait Allah yang baru. Melalui gambar itu, bangsa Israel diingatkan dan diajar tentang kekudusan Allah. Selain itu, mereka diingatkan untuk melakukan dengan setia segala hukum Allah. Sungguh suatu hal yang indah karena Allah tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka. Dengan penuh kasih, Allah akan membimbing mereka kepada kehidupan baru. Dalam gambaran Kemah Suci, ruang mahakudus adalah tempat Allah bersemayam dengan tutup pendamaian dan Tabut Perjanjian sebagai takhta dan tempat meletakkan tapak kaki-Nya.
Saat Israel melihat rancangan Bait Suci itu, mereka akan malu oleh berbagai kesalahan mereka. Pemulihan Bait Suci diikuti dengan peraturan dan hukum yang harus dilakukan mereka dengan setia. Mereka wajib menjaga daerah puncak gunung sebab tempat itu adalah tempat kudus Allah (Ayat 9-12).
Sahabat, mezbah memiliki dua pengertian, yakni: Pertama, tempat ibadah manusia dinyatakan dan diperkenan Allah. Kedua, tempat kasih dan pengampunan Allah dinyatakan pada manusia. Ayat 18-27 menguraikan upacara penahbisan mezbah. Hanya para imam Lewi keturunan Zadok yang boleh mempersembahkan korban bakaran kepada Allah (Ayat 19).
Sebelum mezbah digunakan untuk upacara kurban bakaran, terlebih dahulu harus dilakukan upacara penyucian mezbah (Ayat 18b-20). Upacara ini dilakukan selama tujuh hari berturut-turut dengan mengorbankan seekor lembu jantan muda, seekor kambing jantan yang tidak bercela, dan seekor domba jantan yang tidak bercela sebagai kurban penghapus dosa. Mulai hari kedelapan, para imam dapat menjalankan tugasnya mempersembahkan korban bakaran dan keselamatan dari umat.
Persembahan korban bisa memiliki beberapa fungsi, antara lain: Pertama, sebagai penyucian dosa dan pendamaian antara orang berdosa dengan Allah yang suci, sebelum seseorang dapat menghampiri Allah dan berkenan kepada-Nya. Kedua, untuk menyatakan syukur atas anugerah pengampunan dan atas segala berkat Allah yang diterima orang tersebut. Ketiga, suatu persekutuan antara umat-Nya dengan Allah. Persekutuan ini dimungkinkan karena adanya pengampunan dan respons ucapan syukur.
Di satu sisi, Allah mengadili setiap kesalahan umat Israel dengan murka-Nya. Di sisi lain, Allah setia akan janji-Nya. Ia merancang rencana agung untuk menyelamatkan manusia berdosa yang telah digenapi-Nya dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Kita patut bersyukur karena Kristus sudah menggenapkan ritual Taurat ini melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Dia sudah menjadi korban penghapus dosa dan pendamaian. Melalui Dia, kita menaikkan syukur dan dipersekutukan dengan Allah Bapa.
Melalui mezbah, Allah menyediakan sarana untuk manusia beribadah kepada-Nya. Ibadah yang diperkenan Allah hanya dimungkinkan melalui darah Kristus. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perernunganmu dari bacaan kita pad hari ini, jawablah bebrapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang mezbah?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Saat ini kehadiran Allah tidak dilambangkan melalui Bait Suci, melainkan melalui tubuh kita sebagai bait (rumah) Allah. (pg).