Vengeance is God’s Right
ANJING DENGAN KUCING. Wikipedia mencatat bahwa dalam bahasa indonesia dikenal pepatah seperti anjing dengan kucing, yang digunakan untuk menggambarkan dua orang yang saling bermusuhan dan tidak bisa didamaikan. Anjing dan kucing memiliki berbagai bentuk interaksi. Naluri alami keduanya mengarah pada interaksi yang bertentangan dan bermusuhan.
Sinyal dan perilaku yang digunakan anjing dan kucing untuk berkomunikasi sangat berbeda, dan dapat dianggap sebagai sinyal permusuhan, ketakutan, dominasi, persahabatan, atau teritorial yang disalahartikan oleh spesies lain. Anjing memiliki naluri alami untuk mengejar hewan kecil yang melarikan diri, naluri yang juga umum ditemukan pada kucing. Sebagian besar kucing akan lari dari anjing, sementara beberapa kucing mungkin akan melakukan tindakan seperti mendesis, melengkungkan punggung, dan mengusap anjing tersebut. Setelah dicakar kucing, beberapa anjing bisa menjadi takut pada kucing.
Jika dilatih dengan tepat, anjing dan kucing mungkin memiliki hubungan yang tidak bermusuhan. Anjing yang dibesarkan dengan kucing mungkin lebih menyukai kehadiran kucing daripada anjing lain.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “Vengeance is God’s Right (Pembalasan adalah Hak Tuhan)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 25:1-17 dengan penekanan pada ayat 7. Sahabat, setelah menubuatkan kehancuran Yehuda, sekarang Tuhan beralih kepada bangsa-bangsa di sekeliling Yehuda, yakni bangsa Amon, Moab, Edom, Filistin. Hubungan mereka dengan Yehuda seperti anjing dengan kucing, banyak bermusuhannya daripada bersahabat. Karena bangsa-bangsa di sekeliling inilah, maka Yehuda dan Israel jatuh ke dalam penyembahan berhala, sehingga menimbulkan hukuman Tuhan bagi mereka.
Padahal tujuan Tuhan menempatkan Israel (Yehuda) di tengah-tengah bangsa ini, adalah untuk menjadi garam dan terang, menjadi berkat sehingga bangsa-bangsa ini mengenal Tuhan Allah Israel. Karena mereka tidak ada yang bertobat, dan kita juga tahu bahwa kehidupan mereka tidak lebih baik daripada orang Yehuda (Israel), mereka pun mengalami penghukuman dari Tuhan.
Sahabat, dari nubuatan dalam bacaan kita pada hari ini, kita dapat mempelajari empat hal: Pertama, Allah Israel (Yehuda) adalah Alllah yang Esa, Allah atas semua suku bangsa di dunia. Dia bukan hanya Allah atas Israel dan Yehuda saja, tetapi Dia juga adalah Allah atas Amon, Moab, Edom, dan Filistin, bahkan semua suku bangsa di dunia ini.
Kedua. Allah Israel berdaulat atas nasib bangsa-bangsa di dunia, walaupun dalam sejarah manusia melihat bahwa bangsa-bangsa ini dikalahkan oleh Babel, namun sesungguhnya Tuhan memakai Babel untuk menghukum mereka (Ayat 7, 11, 14, dan 17)
Ketiga, penghinaan terhadap Yehuda. Ketika Yehuda dikalahkan Babel dari jauh, mereka malah mensyukuri kekalahan dan kehancuran Yehuda, maka Tuhan secara Pribadi sangat membenci orang berdosa yang mengira dirinya lebih baik daripada orang yang dihukum oleh Tuhan.
Keempat, pembalasan adalah hak Tuhan, karena hukuman Tuhan bersifat adil dan bijaksana. Adil karena hanya Tuhan sajalah yang tahu besar kejahatan manusia, dan yang bisa menghukum sesuai keberdosaannya. Sedangkan bagi manusia, hal ini tidak mungkin bisa. Sesungguhnya, kita sama sekali tidak memiliki otoritas atas sesama kita, untuk menghakimi mereka. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Seberapa besar Sahabat melihat Tuhan berdaulat atas hidupmu dan orang lainnya, apakah ada perbedaan?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Apakah gereja dan pribadi kita sudah menjadi berkat bagi orang-orang sekitar? (pg).