Honesty Means Lucky
JUJUR – Jujur secara umum merupakan sebuah aspek ciri dan moral manusia yang berbudi luhur. Seseorang yang jujur akan memiliki integritas, adil, setia, tulus, dan dapat dipercaya oleh orang lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jujur berarti lurus hati atau tidak berbohong. Selain itu, menurut KBBI, jujur bisa juga dikatakan sebagai suatu perilaku tidak curang atau mengikuti aturan yang berlaku. Oleh sebab itu, sikap jujur ini selalu identik dengan sikap baik.
Namun ada juga yang mengungkapkan bahwa pengertian jujur itu berkaitan dengan sikap atau perbuatan yang dilakukan sesuai dengan apa yang dikatakan. Dengan kata lain, seseorang kemudian dapat disebut jujur ketika ia mengucapkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang telah terjadi sebelumnya. Selain itu, jujur juga mengandung arti bertindak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan.
Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Yosua dengan topik: “Honesty Means Lucky (Jujur berarti Mujur)”. Bacaan Sabda diambil dari Yosua 14:1-15. Sahabat, kita sering mendengar atau membaca pernyataan: “Siapa jujur akan hancur”. Saat ini pernyataan tersebut diaminkan oleh cukup banyak orang. Saat korupsi semakin merajalela, orang berani jujur akhirnya menjadi barang langka. Akibatnya, para koruptor tertawa di atas singgasananya.
Kisah keberanian Kaleb berkata jujur layak sebagai inspirasi bagi orang-orang pemberani. “Berani jujur, bakal membawa mujur, ” mungkin merupakan prinsip hidup Kaleb. Ketika Musa mengutusnya menjadi mata-mata, dia membawa berita apa adanya, sesuai fakta. Tidak ditambah dan tidak dikurangi. Kaleb orangnya terbuka, apa adanya. Dia melihat segala sesuatu dari sisi positif. Dia sangat yakin dengan penyertaan dan pertolongan Tuhan.
Sahabat, teladan dari Kaleb merupakan meterai tentang kemujuran orang lurus. Tindak-tanduk Kaleb, hingga usia tuanya, menjadi tanda bagi orang yang menaati Tuhan sepenuh hati. Kepadanya diberikan Tanah Hebron sebagai milik pusaka (Ayat 14), sesuai janji Musa kepadanya di Kadesh-Barnea. “Sesungguhnya tanah yang diinjak oleh kakimu itu akan menjadi milik pusakamu dan anak-anakmu sampai selama-lamanya, …” (Ayat 9)
Kata-kata Musa itu menjadi alasan bagi Yosua, penggantinya, untuk memberikan tanah Hebron kepada Kaleb dan keturunannya. Kaleb pun dikenal sebagai orang jujur nan mujur. Mereka disebut generasi pembawa nasib mujur.
Tuhan yang berjanji kepada Kaleb adalah Tuhan yang sama, yang kuasa penyertaan-Nya tidak berubah dari dahulu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Meskipun ia tidak hadir secara fisik, Ia menyertai kita melalui Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang percaya. Milikilah iman yang teguh seperti Kaleb, yang membuatnya mampu bertahan di segala situasi dan keadaan.
Saat ini boleh saja disebut zaman edan. Namun, orang percaya, tidak perlu ikut ngédan. Bagaimanapun, bersikap jujur tetap adalah pilihan luhur, demi kelangsungan hidup bersama penuh daya cipta. Berani jujur adalah tanda gaya hidup penuh syukur. Tuhan mampukan kami untuk hidup jujur. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat dari hasil perenunganmu?
- Bagaimana pengalaman Sahabat secara pribadi ketika kamu memilih untuk jujur?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Lakukan dengan setia bagian kita, jangan pernah berubah! Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya: Menggenapi janji-Nya atas kita tepat pada waktu-Nya! (pg).