History is the Story of God
SEJARAH. Sepenting apakah sejarah itu bagi kita? Ada banyak siswa yang tidak suka pada mata pelajaran sejarah, tapi bagi saya sejarah itu sesungguhnya sangatlah penting. Saya selalu suka belajar dari literatur-literatur sejarah terutama sejarah umat pilihan Allah.
Dari literatur manapun saya menganggap sejarah sebagai jendela untuk melihat segala sesuatu yang menjadi pengalaman orang lain, baik atau buruk. Hal itu bisa menjadi pelajaran yang sangat berguna bagi kehidupan ke depan. Bukan saja dari pengalaman orang lain, tapi kita pun sebenarnya bisa belajar dari masa lalu kita sendiri. Kita bisa melihat bagaimana sampai kesuksesan itu hadir pada kita dahulu, atau jika dari kegagalan yang pernah terjadi dalam hidup kita, setidaknya kita bisa belajar agar tidak jatuh lagi ke lubang yang sama dan tahu harus bagaimana untuk lebih baik.
Menghadapi hidup yang penuh tantangan, suka atau tidak suka kita harus banyak belajar dari para pendahulu kita dan hal-hal yang telah mereka alami. Benar, kita memang harus selalu menatap ke depan dan meninggalkan pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu yang berpotensi untuk menghambat langkah kita. Tapi di sisi lain sungguh penting pula untuk belajar dari apa yang telah terjadi sebelumnya. Misalnya Ketika kita berada dalam kesesakan dan merasa bahwa Tuhan seolah-olah seperti meninggalkan kita sendirian menghadapi semuanya, kita bisa menoleh sejenak ke belakang untuk melihat bahwa ada begitu banyak kemuliaan Tuhan, Dia nyatakan dalam berbagai kesempatan. Mukjizat-mukjizat-Nya yang luar biasa, berkat-berkat-Nya, penyertaan-Nya yang begitu setia, kasih-Nya yang besar yang ternyata mampu membuat sesuatu yang spektakuler. Tidak saja berhenti sampai disitu, tapi sesungguhnya kuasa Tuhan masih pula berlangsung hingga hari ini, dan itu semua nyata adanya.
Hari ini kita melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “History is the Story of God (Sejarah adalah Kisah Tuhan). Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 30:1-26. Sahabat, ketika sebuah kerajaan berjaya, tampaknya kerajaan itu begitu kuat dan tidak terkalahkan. Namun, sebesar apa pun suatu kerajaan, di balik itu Allahlah yang mengangkatnya. Karena itu, Allah dengan mudah dapat membinasakannya (bdk. Yeremia 1:10). Sejarah akan berjalan sesuai dengan kehendak Allah.
Tuhan menghancurkan Mesir dengan memakai Babel sebagai alat penghancuran-Nya (Ayat 10). Berulang-ulang Tuhan menyatakan bahwa Ia akan menguatkan tangan raja Babel dan mematahkan tangan Firaun (Ayat 24-25). Perhatikan kontras antara tangan Firaun yang dipatahkan dan tangan Babel yang dikuatkan Tuhan. Tangan adalah bagian tubuh yang melaluinya seseorang bertindak. Itu sebabnya tangan merupakan lambang dari kekuatan. Tangan yang kuat akan memampukan seseorang melakukan tindakan yang efektif, sedangkan tangan yang patah mencerminkan ketidakberdayaan seseorang (bdk. Mazmur 10:15).
Yehezkiel mengantisipasi dengan mengatakan bahwa tangan yang patah dapat dipulihkan. Dengan kata lain, Firaun masih bisa berkuasa dengan memakai bangsa lain sebagai kaki tangannya. Karena itu, Yehezkiel menekankan tangan yang patah tidak akan dibalut supaya sembuh (Ayat 21). Bahkan, Tuhan akan mematahkan kedua tangan Firaun dan menjatuhkan pedang dari tangannya (Ayat 22). Kekuatan Mesir akan dihancurkan seluruhnya.
Sahabat, Tuhan membangkitkan dan menghancurkan berbagai bangsa dan kerajaan seturut rencana-Nya. Pusat dari rencana Tuhan adalah umat-Nya. Karena Mesir menjadi sandaran bagi umat-Nya (Yehezkiel 29:6), maka Tuhan akan menghancurkan Mesir dengan membangkitkan Babel untuk menghancurkan Yehuda. Dengan demikian, Tuhan mengatur sejarah sesuai dengan kehendak-Nya atas umat-Nya.
Sebagai orang percaya seharusnya kita semua memahami bahwa umat Tuhan adalah pusat sejarah. Ia akan mengatur segalanya bagi gereja-Nya. Bersandarlah hanya kepada Allah Mahakuasa yang keinginan-Nya terwujud dalam sejarah manusia. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
- Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
- Apa yang Sahabat pahami tentang Sejarah? Apa yang Sahabat dapatkan ketika membaca biografi seorang tokoh yang Sahabat kagumi?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Sejarah bukanlah beban ingatan melainkan penerangan jiwa. (John Dalberg Acton). (pg).