+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

God Destroys His People Life Supports

God Destroys His People Life Supports

SANDARAN HIDUP. Secara sedehana , sandaran diartikan sebagai tempat tumpuhan untuk mengalihkan kekuatan yang menyangga beban, sebatang pohon yang miring karena diterpa tiupan angin topan, masih bisa bertahan hidupnya karena memiliki sandaran pohon yang ada di sebelahnya.  Sama halnya seorang anak yatim sepeninggal ayahnya menyandarkan hidupnya kepada paman yang merawatnya, begitulah kata sandaran ditempatkan penggunaannya didalam hidup keseharian, sehingga peran sandaran akan selalu dibutuhkan guna menjamin keberlangsungan suatu kegiatan dan kehidupan.

Sahabat, pengalaman hidup kita bercerita bahwa sandaran   hidup manusia beragam: Harta, takhta, wanita/pria adalah sandaran hidup yang paling populer. Kemudian ada pula yang menjadikan “ilmu”, benda-benda “pusaka/keramat”, kesaktian, ajian atau mantra yang dalam percakapan sehari-hari di kalangan komunitas Jawa  disebut “azimat” sebagai sandaran hidup.

Soal apa atau siapakah sandaran hidup yang paling tepat tergantung pada masing-masing individu. Keyakinan iman saya mengajarkan bahwa sandaran hidup terbaik, paling komplit, dan dapat diandalkan  adalah Tuhan. Hanya Tuhan saja, tidak ada yang lain.

Hari ini kita  melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: “God Destroys His People Life Supports (Tuhan Menghancurkan Sandaran Hidup Umat-Nya)”. Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 29:1-16. Sahabat,  seharusnya Tuhan menjadi satu-satunya sandaran umat-Nya. Sayangnya, sering kali umat Tuhan mencari allah lain sebagai sandaran. Yehuda mempunyai sejarah kelam karena mereka mencari allah bangsa-bangsa lain, termasuk Mesir. Perbuatan seperti ini membuat Tuhan murka dan Ia menghukum umat-Nya. Selain itu, Tuhan akan menghukum bangsa-bangsa yang menjadi sandaran.

Dengan sikap sinis, Tuhan menggambarkan Mesir sebagai buaya besar yang berbaring di tengah sungai Nil. Dengan sombong Raja Mesir mengatakan: “Sungai Nil aku punya, aku yang membuatnya” (Ayat 3). Kata yang diterjemahkan sebagai “buaya” adalah kata tannin, yang merupakan makhluk mengerikan dalam pengertian dunia kuno, yang muncul di Kejadian 1:21 sebagai makhluk yang diciptakan Allah. Walaupun Firaun memegahkan dirinya sebagai Allah, Tuhan yang menyatakan diri sebagai lawan Mesir dengan mudah mengenakan kelikir pada rahangnya dan menangkapnya serta sekutu-sekutunya seperti seekor binatang (Ayat 4).

Sahabat, alasan Tuhan melawan Mesir adalah Mesir menjadi seperti tongkat bambu bagi umat-Nya (Ayat 6). Seyogianya tongkat terbuat dari kayu yang kuat, tetapi Mesir digambarkan sebagai tongkat bambu yang terkulai ketika dipegang dengan tangan (Ayat 7). Dengan mudah mereka dipatahkan dan sekutu yang bersandar pada Mesir menjadi terhuyung-huyung (Ayat 6-7).

Memang ironis karena Yehuda memilih bersandar kepada Mesir ketimbang Allah. Tindakan Yehuda disebut kebodohan dan mereka akan membayar harganya. Mesir tidak luput dari hukuman Tuhan. Ia akan membuat Mesir menjadi negara lemah sehingga umat Tuhan tidak dapat bergantung lagi kepada Mesir (Ayat 13-16).

Sahabat, Tuhan adalah Allah yang cemburu. Ia tidak menoleransi siapa saja yang menjadi sandaran bagi umat-Nya. Ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak bergantung kepada siapa pun juga. Hanya Tuhan yang menjadi tumpuan harapan dan sandaran abadi kita. Haleluya! Tuhan itu baik. Bersyukurlah!

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:

  1. Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
  2. Apa yang Sahabat pahami tentang Sandaran hidup? Lalu apa atau siapa yang menjadi sandaran hidupmu saat ini?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan menyertai kita dan Dia mengizinkan masalah membentuk kita agar lebih bersandar kepada Tuhan dan lebih peka terhadap panggilan kita. (pg).

Leave a Reply