Disrespecting Gods Love and Faithfulness
BERHALA MODERN. Sore itu dalam obrolan di sebuah Kafe, teman saya dengan penuh semangat memberi pencerahan: Pada dasarnya Pak Paul, semua yang menjadi saingan Tuhan itulah berhala. Baik itu hobi, barang kesayangan, pekerjaan, jabatan, dan lain-lain. Apa pun yang kita anggap lebih baik atau lebih hebat atau lebih ampuh atau lebih berharga daripada Tuhan, itulah berhala. Termasuk ketika kita lebih percaya akan diri kita dan rencana-rencana kita daripada Pribadi dan rencana Allah bagi kita! Kita telah menjadikan diri kita berhala di hadapan Allah.”
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: Disrespecting Gods Love and Faithfulness (Tidak Menghargai Kasih dan Kesetiaan Allah). Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 44:1-30. Sahabat, ternyata di balik ketidakpercayaan sisa penduduk Yerusalem yang saat itu sudah melarikan diri ke Mesir, ada kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala Mesir. Mereka ternyata penyembah berhala Mesir.
Hal tersebut dapat kita jumpai, ketika sekali lagi Yeremia menegaskan kedaulatan Allah atas mereka, bahwa Allah berhak mengatur hidup mereka karena Dia mengasihi mereka dan sebenarnya berencana untuk kebaikan mereka. Umat tetap tidak mau taat dengan tinggal di negerinya. Mereka memilih untuk lari ke Mesir dan terlibat dalam penyembahan dewi kesuburan, Ishtar (ayat 3-5). Ketika diingatkan, mereka malah membela diri dan menyatakan bahwa penyembahan mereka itulah yang membuat kehidupan mereka makmur (ayat 16-17).
Lebih celaka lagi sikap penyembahan berhala tersebut disetujui oleh pasangan mereka masing-masing. Bila pasangan suami istri (pasutri) sepakat akan sesuatu, maka segenap keluarga akan percaya dan melakukan sesuatu itu. Bila pasutri sepakat untuk menyembah Allah dan hidup dalam kebenaran-Nya, maka anak-anak mereka pun akan menjadi saleh. Betapa bahaya dan mengerikan bila pasutri sepakat untuk menyembah berhala! Anak-anak mereka pun akan menjadi penyembah berhala. Maka hukuman Tuhan harus dijatuhkan kepada keluarga tersebut!
Sahabat, sesungguhnya kepedulian Tuhan akan umat-Nya sungguhlah besar. Banyak nabi yang telah dikirim untuk mengingatkan dosa Yehuda, tetapi umat-Nya tidak mengindahkan kepedulian dan cinta Tuhan ini. Bahkan, Allah harus menghancurkan Kerajaan Yehuda. Ini pun masih tidak bisa menyadarkan mereka.
Kita bisa melihat begitu tidak pedulinya orang Yehuda terhadap KASIH dan KESETIAAN Tuhan. Tetapi, Tuhan tetap mau menyapa mereka, dan kembali lagi mengingatkan kejahatan mereka. Sampai akhirnya, Tuhan menyatakan penghukuman yang dahsyat atas kebebalan mereka. Tetapi, sekalipun penghukuman itu telah disuarakan oleh Yeremia, mereka tetap mengeraskan hati, bahkan membela berhala yang mereka puja sebagai sumber berkat. Pemujaan mereka akan kesesatan inilah yang akhirnya menghancurkan hidup mereka sendiri sebagai umat Allah.
Maka janganlah kita menjadi seperti bangsa yang TIDAK MENGHARGAI KASIH dan KESETIAAN ALLAH. Kita juga perlu sadar: Ketika kita dalam keadaan yang baik, bukan berarti itu keadaan yang benar seperti yang Tuhan mau. Kita bisa belajar membuka hati supaya dapat mendengar sapaan, nasihat, atau bahkan teguran Allah kepada kita. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu?
Apa yang Sahabat pahami dari ayat 4-5?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang setia, sehingga Ia pun menuntut kesetiaan kita kepada-Nya. (pg)