Accepting Gods Offer
SUDUT PANDANG. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat sudut pandang berarti cakupan sudut bidik lensa terhadap gambar. Beda konteks, maka berbeda pula pengertian sudut pandang. Bagi kita yang gemar membaca atau sering menulis karya fiksi, mungkin kita sudah tidak lagi asing dengan istilah sudut pandang. Sudut pandang adalah posisi penulis dalam menuangkan kisahnya. Dalam proses melahirkan suatu karya fiksi, sudut pandang merupakan salah satu unsur yang penting diperhatikan. Alur sebuah kisah dapat berbeda tergantung sudut pandang mana yang penulis bawakan.
Sahabat, sudut pandang menjadikan kita dapat melihat sebuah kejadian dari berbagai sisi. Sayangnya tidak semua orang mampu melihat sebuah peristiwa lebih dari satu sudut pandang. Apalagi jika peristiwa itu tidak menyenangkan. Penderitaan seringkali dianggap hanya sebagai tanda bahwa Tuhan tidak lagi mengasihi. Penghukuman seringkali dianggap hanya sebagai tanda bahwa Tuhan murka kepada umat-Nya.
Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yehezkiel dengan topik: Accepting Gods Offer (Menerima Tawaran Tuhan). Bacaan Sabda diambil dari Yehezkiel 7:1-27. Sahabat, Allah yang sesungguhnya sangat menyayangi Israel kini murka kepada Israel. Bacaan kita pada hari ini dimulai dengan empat nubuat pendek tentang bencana yang akan dialami oleh Israel, khususnya di Yerusalem.
Yehezkiel pasal 7 menjadi klimaks dari pasal 4-6 yang menyatakan bencana pasti datang melanda Israel. Hal itu tampak dari kata “Kini kesudahanmu tiba” (ayat 1-4), “bencana demi bencana akan datang” (ayat 5-9), “harinya sungguh datang” (ayat 10, 11), “Waktunya datang” (ayat 12, 13)”. Israel harus menerima semua hukuman yang telah TUHAN tetapkan “selaras dengan tingkah lakunya, bahkan perbuatan-perbuatannya yang keji” (ayat 3-4, 8-9, 27).
Hukuman yang tidak dapat dielakkan ini akan menimpa segenap umat, tanpa ada pengecualian. Bahkan mereka yang kaya dan berlimpah harta bendanya tidak akan dapat melindungi diri dengan segala harta bendanya. Harta benda itu akan dianggap cemar karena telah digunakan untuk menyembah berhala. Segala kekayaan akan menjadi sia-sia dan hanya menjadi jarahan musuh (ayat 11, 19-24). Pembiaran dan penolakan TUHAN membuat tidak ada seorang pun dapat mempertahankan diri, bahkan berjuang melawan musuh (ayat 14-24). Tidak ada pengharapan bagi mereka karena dalam ketakutan tidak ada lagi kabar keselamatan.
Firman TUHAN yang telah ditolak oleh umat Israel, tidak mereka dengarkan lagi melalui para nabi, imam, dan tua-tua. Penghukuman TUHAN menimpa segenap lapisan penduduk, dari raja, pemimpin bahkan seluruh penduduk. Inilah pembalasan bagi Israel yang TUHAN berikan selaras dengan tingkah laku mereka yang jahat, perbuatan mereka yang keji, dan cara mereka menghakimi. Semua ini TUHAN lakukan agar mereka mengetahui dan sungguh-sungguh mengenal bahwa Dia yang mereka tolak dan lawan adalah TUHAN (ayat 25-27).
Ketika kita melihat kejatuhan kaum Israel, kita harus mengingat bahwa Tuhan itu adil dan kuasa pengadilan-Nya sungguh nyata. Di dalam Perjanjian Lama, hukum keadilan Tuhan berlaku: “nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki” (Ulangan 19:21). Itu adalah perintah yang diberikan supaya umat yang bersalah diadili dan dihukum secara setimpal.
Sahabat, jangan mengandalkan segala kekuatan dan harta duniawi karena semuanya akan hancur tak bernilai di hadapan-Nya. Jangan mengandalkan siapa pun karena penguasa terkuat sekalipun dihancurkan oleh kuasa-Nya. Selama masih ada KESEMPATAN , TERIMALAH TAWARAN KESELAMATAN dan PENGAJARAN-PENGAJARAN KEBENARAN dari TUHAN. Haleluya! Tuhan itu baik.
Berdasarkan hasil perenungan dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
1.Pesan apa yang Sahabat peroleh dari hasil perenunganmu pada hari ini?
2.Apa yang Sahabat pahami dari ayat 8-9?
Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Keseriusan Tuhan terhadap dosa kita sejalan dengan keseriusan Tuhan mengasihi kita tanpa batas. (pg).