+62 24 8312162

Hot Line Number

+62 24 8446048

Fax

Jl. Sompok Lama no. 62c Semarang

Kantor Pusat

It’s not Easy Carrying the Cross

It’s not Easy Carrying the Cross

MEMIKUL SALIB. Dalam satu acara Pendalaman Alkitab, saya bertanya: Apa itu Memikul Salib?. Seorang peserta dengan lugas menjawab: Orang yang membawa berita yang tidak menyenangkan hati orang yang menerima beritanya.

Sesungguhnya memikul salib merupakan syarat yang diwajibkan Tuhan Yesus bagi setiap orang yang mau mengikut-Nya. Salib adalah penderitaan yang Yesus tanggung demi menyelamatkan manusia berdosa. Itu adalah tanda ketaatan kepada Bapa-Nya. Jadi ketika Dia mengatakan bahwa kita harus memikul salib, artinya kita harus rela mengalami kesusahan, penderitaan atau kematian sekalipun, sebagai akibat ketaatan kita kepada-Nya.

Memang salib kita bentuknya beragam. Dimusuhi karena kita tidak mau ikut dalam permufakatan jahat. Karir dihambat karena mayoritas pengambil keputusan bukanlah orang percaya. Kehilangan kenyamanan dan hak-hak tertentu karena kita percaya kepada Tuhan Yesus. Diejek karena kita berpegang pada nilai-nilai pengajaran Kristus, dan lain-lain. Memang menjadi pengikut Kristus itu tidak gampang. Penuh tantangan dan halangan. Namun semua itu tidak ada apa-apanya dibandingkan hidup kekal dan segala kebaikan yang disediakan-Nya bagi kita.

Hari ini kita akan melanjutkan belajar dari kitab Yeremia dengan topik: It’s not Easy Carrying the Cross (Memang Tidak Mudah Memikul Salib). Bacaan Sabda diambil dari Yeremia 37:1-21. Sahabat, catatan sejarah berlanjut dari zaman Yoyakim hingga raja terakhir Zedekia. Ternyata keduanya setali tiga uang. Sama-sama menolak percaya pada pemberitaan firman. Zedekia lebih keterlaluan. Dia sendiri yang memanggil Yeremia karena minta didoakan, tetapi ia tidak mau mendengar dan mematuhi firman Tuhan sebagai syarat doa yang didengar.

Ketika tentara Firaun berangkat dari Mesir, tentara Babel pergi dari Yerusalem (ayat 5). Kemudian, Yeremia menyampaikan firman kepada Raja Zedekia yang meminta petunjuk Tuhan, bahwa tentara Firaun yang telah berangkat untuk membantu Yehuda dalam menghadapi Babel akan kembali ke Mesir, dan kemudian tentara Babel akan datang lagi mengepung, bahkan menghanguskan Yerusalem dengan api (ayat 6-10).

Sahabat, pada saat tentara Babel meninggalkan Yerusalem karena takut kepada tentara Mesir, Yeremia, yang waktu itu keluar ke Benyamin untuk urusan keluarganya, ditangkap (ayat 11-13). Yeremia dituduh mau menyeberang ke Babel sehingga ia dipukul dan dimasukkan ke dalam penjara. Yeremia tinggal lama di ruangan cadangan air di bawah tanah (ayat 14-16).

Sungguh memprihatinkan, manusia sering hanya mau mendengarkan apa yang mau mereka dengar. Para pemuka Yehuda senang bahwa tentara Babel telah pergi karena takut kepada Mesir, dan tidak mau mendengarkan firman yang menyatakan bahwa Babel akan datang lagi, bahkan menghancurkan Yerusalem. Maka, Yeremia yang membawa berita negatif itu difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara.

Sahabat, memang tidak semua dari antara kita diberi karunia untuk menderita memiikul salib seperti Yeremia. Namun setiap kita memang harus siap untuk itu. Jadilah pemberita kabar baik yang berani menghadapi risiko penolakan bahkan penganiayaan. Tuhan akan memberi kekuatan yang kita perlukan. Penyertaan-Nya akan memampukan kita bertahan sehingga konsisten dalam pelayanan, dan dalam anugerah-Nya, kita boleh melihat petobat-petobat baru yang dimenangkan kepada Kristus. Haleluya! Tuhan itu baik.

Berdasarkan hasil perenunganmu dari bacaan kita pada hari ini, jawablah beberapa pertanyaan berikut ini:
1.Pesan apa yang Sahabat peroleh berdasarkan hasil perenunganmu pada hari ini?
2.Apa yang Sahabat pahami mengenai memikul salib?

Selamat sejenak merenung. Simpan dalam-dalam di hati: Mengalami kesusahan atau menderita karena menaati Kristus bukanlah sebuah aib, tetapi karunia Allah yang berharga dan mulia. (pg).

Leave a Reply